26 Desa Dapat Bantuan Transportasi Angkutan Pedesaan

oleh
oleh

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) memberikan bantuan transportasi pedesaan untuk desa-desa tertinggal. Di Melawi sendiri, terdapat 26 desa yang mendapatkan bantuan tersebut. <p style="text-align: justify;">Diantaranya 14 Desa menerima mobil angkutan pedesaan dan 12 desa lainnya menerima bantuan speedboat sebagai alat transportasi sungai.  <br /><br />Tak hanya itu, Kementerian PDT juga memberikan bantuan Bus Sekolah untuk Melawi. Penyerahan transportasi itu dilakukan secara simbolis oleh Bupati Melawi, Firman Muntaco, dan diterima oleh perwakilan Kepala Desa, Selasa (11/2/2015) . <br /><br />Desa-desa yang mendapatkan 14 mobil angkutan itu yakni Desa Nanga Ella, Nusa Pandau, Senempak, Junjung Permai. Kemudian Laman Mumbung, Pekawai, Mekar Pelita, Manis Permai, Sepakat, Gelata, Tanjung Beringin, Pelinggang dan Desa Nusa Kenyikjap.  <br /><br />Sementara untuk 12 Desa yang mendapat hibah bantuan speedboat yakni, TDesa Tebing Kerangan, Tengkajau, Sungai Pinang, Senibung. Terus, Batu Badak, Berombai Permay, Harapan Jaya, Tanjung Sokan, Tanjung Mahung, Nanga Raya, dan Desa Sungai Sampuk. <br /><br />Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Melawi, Effi Sutiono yang ditemui disela-sela penyerahan mobil tersebut mengungkapkan bantuan transportasi itu merupakan bantuan hibah dari Kementerian PDT  pada tahun anggaran 2014 lalu. Transportasi bantuan itu dikelola dan di rawat oleh koperasi yang dibentuk oleh desa penerima.<br /><br />“Tujuannya untuk memperlancar akses transportasi serta kegiatan ekonomi masyarakat, khususnya bagi desa yang berada di daerah yang terbilang tertinggal atau terpencil. Pengelolanya, karena ini hibah, makanya pengelolaan dan peruntukkannya memang langsung oleh desa. Dishub juga tak berwenang untuk memberikan perawatan. Silahkan desa mengatur, bagaimana ini bisa menjadi pendapatan bagi desa,” katanya.<br /><br />Effi juga tak secara eksplisit melarang penggunaan truk tersebut untuk angkutan buah sawit seperti yang pernah terjadi di beberapa desa lain yang sudah menerima bantuan truk tersebut. Hanya ia meminta agar prioritas truk ini bisa dipergunakan untuk membantu masyarakat yang ada di desanya. “Kita tidak juga memperbolehkan ini jadi angkutan buah sawit atau barang lain. Hanya silahkan desa pandai-pandai mengelolanya,” katanya.<br /><br />Selain truk, Effi mengungkapkan ada 12 desa yang mendapatkan bantuan speedboat dengan mesin temple 12 PK lengkap dengan satu unit perahunya. Desa yang mendapatkan speedboat adalah desa-desa yang berada di dekat sungai dan bantuannya juga memiliki tujuan yang sama dengan desa yang menerima bantuan truk angkutan desa tersebut.<br /><br />“Hanya yang sudah dapat bantuan truk tidak lagi mendapat bantuan speedboat,” jelasnya.<br />Salah satu kepala desa yang menerima bantuan mobil tersebut adalah Kepala Desa Nanga Ella, Budiono. Ia mengatakan bantuan truk ini sangat disyukuri oleh dirinya serta seluruh warga desa Nanga Ella.<br /><br />“Tentunya kita akan sangat terbantu dengan adanya truk ini. Karena selama ini memang tidak ada angkutan desa khusus di wilayah Nanga Ella untuk menuju ibukota. Masyarakat lebih sering menggunakan kendaraan pribadi,” katanya.<br /><br />Budiono juga mengatakan pihak desa akan memprioritaskan kendaraan tersebut agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat yang tidak mampu. Desa juga kata dia, akan membuat koperasi untuk mengelola truk angkutan pedesaan tersebut. <br /><br />“Bisa juga nanti unutk membawa masyarakat yang sakit ke kota. Kalau dulu biasanya kan harus pakai mobil pribadi dan biayanya mahal. Sekali carter saja harus bayar Rp 600 ribu,” paparnya. (Ira/kn)</p>