Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Pontianak menyatakan, sebanyak 269 meriam karbit siap menggetarkan dan memeriahkan malam takbiran di sepanjang Sungai Kapuas kota itu. <p style="text-align: justify;">"Ada sebanyak 47 kelompok yang sudah mendaftar pada kami untuk mengikuti festival meriam karbit menyambut malam takbiran di Kota Pontianak," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Pontianak Hilfira Hamid, Senin.<br /><br />Hilfira menjelaskan, animo masyarakat untuk mengikuti festival meriam karbit dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan.<br /><br />"Jumlah kelompok dan meriam karbitnya juga mengalami peningkatan sampai dua kali lipat dari tahun sebelumnya," ungkapnya.<br /><br />Disbudpar Kota Pontianak akan mengemas festival meriam karbit dengan takbir menggunakan kapal motor bagi satuan kerja perangkat daerah (SKPD) kota itu, yang dimulai dari Pelabuhan Senghie Pontianak menuju tempat seremonial penyulutan meriam karbit di kawasan pinggiran Gang Garuda II Jalan Imam Bonjol, agar lebih meriah.<br /><br />"Acara penyulutan meriam karbit dimulai sekitar pukul 20.00 WIB yang akan dibuka oleh Wali Kota Pontianak Sutarmidji," ujarnya.<br /><br />Sebelumnya, Ketua Panitia Ikatan Remaja Meriam Karbit Batas Kota Pontianak, Mawardi menyatakan, masyarakat Kelurahan Parit Mayor, Kecamatan Pontianak Timur, sejak sepekan terakhir bergotong-royong membuat meriam karbit sebagai persiapan dalam perayaan menyambut malam Idul Fitri mendatang.<br /><br />"Tahun ini kami membuat sembilan meriam yang dibuat secara gotong-royong, yang terdiri dari tujuh buah dibuat dari batang pohon durian, dan dua buah dari pohon kelapa dengan panjang enam meter, serta berdiameter 50 centimeter," ujarnya.<br /><br />Ia menjelaskan, hampir setiap tahun masyarakat di Kelurahan Parit Mayor selalu mengikuti festival meriam karbit yang diselenggarakan oleh Disbudpar Kota Pontianak, demi melestarikan budaya Melayu, yakni menyulut meriam karbit pada malam takbiran.<br /><br />Proses pembuatan meriam karbit tersebut terbilang rumit karena terbuat dari kayu durian dan pohon kelapa yang cukup keras. Pohon tersebut kemudian dibelah untuk dibuang isinya.<br /><br />"Pohon durian dan kelapa yang telah dibelah, kemudian diikat menggunakan tali rotan dan disikat hingga menjadi bersih dan dicat dengan warna yang menarik," ungkap Mawardi.<br /><br />Pemerintah Kota Pontianak, telah mengeluarkan Peraturan Wali Kota Pontianak No. 24/2008 tentang Permainan Rakyat di Kota Pontianak yang salah satu isinya melarang membunyikan meriam karbit sepanjang bulan Ramadhan dan hanya boleh dibunyikan pada malam takbiran hingga H+3 Idul Fitri. <strong>(phs/Ant)</strong></p>
