Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah, Ayuharo, menyatakan, hanya 452 koperasi aktif di kota itu dari sebanyak 772 koperasi yang terdata atau sekitar 320 koperasi tidak aktif. <p style="text-align: justify;"><br />"Setelah kami telusuri, masih banyak koperasi yang tidak aktif karena berbagai faktor, mulai dari minimnya sumber daya manusia hingga permodalan," kata Ayuharo dalam sambutannya pada rapat anggota tahunan (RAT) koperasi di Kota Pontianak, Kamis (27/01/2011). <br /><br />Ia menjelaskan, faktor banyak pengurus koperasi yang tidak sensitif terhadap perkembangan koperasi juga ikut menyumbang koperasi menjadi tidak aktif, kemudian kurangnya rasa memiliki dan semakin biasnya tujuan didirikannya koperasi karena adanya kesamaan kepentingan ekonomi dari para pendiri dan anggotanya. <br /><br />Selain itu, banyak koperasi yang cenderung mengarah pada mencari keuntungan semata sehingga lupa terhadap tujuan awal, yaitu memberikan pelayanan pada anggotanya, akibatnya tidak sedikit koperasi yang ditinggal anggotanya. <br /><br />Ayuharo menjelaskan, kategori koperasi tidak aktif, yaitu tidak melaksanakan kegiatan RAT tiga tahun berturut-turut, serta tidak memiliki kantor atau sekretariat. <br /><br />"Untuk itu, mulai tahun ini kami akan melakukan evaluasi terhadap koperasi yang tidak aktif, kalau memang tidak layak akan dibubarkan," ujarnya. <br /><br />Disperindagkop dan UKM Kota Pontianak juga melakukan pembinaan kepada pengurus koperasi di kota itu, memberikan pelatihan, melakukan pengawasan dan pengendalian koperasi, melakukan penyuluhan pada masyarakat tentang manfaat menjadi anggota koperasi. <br /><br />Wali Kota Pontianak Sutarmidji menyatakan, koperasi bisa dijadikan gerakan ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. <br /><br />"Saya berharap, kehadiran koperasi di Pontianak tidak hanya bermanfaat bagi para pengurus saja, melainkan anggota dan masyarakat luas," kata Sutarmidji. <strong>(phs/Ant)</strong></p>
