48.628 Warga Di Kaltim Alami Kebutaan

oleh
oleh

Balai Kesehatan Kaltim memperkirakan pada 2010 terdapat 48.628 warga mengalami kebutuhaan, umumnya akibat katarak atau 1,5 persen dari total penduduk Kaltim 3.550.586 jiwa. <p style="text-align: justify;">"Jika melihat dari prediksi itu maka angka kebutaan di Kaltim masih tinggi. Sedangkan kemampuan kami masih fokus pada penanganan khusus buta katarak," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Kesehatan Mata dan Olahraga Masyarakat (BKMOM) Kaltim H Parmono di Samarinda, Minggu. <br /><br />Warga yang khusus mengalami buta aksara di Kaltim terdapat 0,78 persen atau 24.246 jiwa, sedangkan target penurunan prevalensi kebutaan katarak sebanyak 1.500 kasus operasi pertahun, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar bakti sosial. <br /><br />Ia menjelaskan bahwa jika satu orang buta akan mengakibatkan dua orang tidak produktif. Hal ini terjadi karena satu orang harus membantu menjaga orang buta itu, sehingga mengakibatkan angka tidak produktif menjadi dua kali jumlah penderita buta, yakni mencapai 97.256 jiwa. <br /><br />Jumlah tersebut melebihi jumlah penduduk di Kabupaten Malinau yang sebanyak 67.052 jiwa. Guna mencapai target penurunan prevalensi kebutaan itu perlu adanya dukungan semua pihak terkait untuk bersama mengatasi masalah tersebut. <br /><br />UPTD BKMOM merupakan unit teknis Dinas Kesehatan Kaltim yang menyelenggarakan upaya kesehatan strata kedua, atau pelayanan kesehatan spesialis dalam menghadapi masalah kesehatan mata dan kesehatan olahraga masyarakat secara terintegrasi. <br /><br />UPTD tersebut memiliki target kerja untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat melalui penyediaan pelayanan kesehatan spesialis mata, sekaligus menurunkan angka kebutaan mata dari 1,5 persen jumlah penduduk Kaltim menjadi 1 persen pada 2011. <br /><br />Dikatakan, tugas pokok dari intsansi sebagai pelaksana tugas Dinkes Kaltim melalui upaya kesehatan strata kedua. <br /><br />Selain itu, melakukan pembinaan teknis kesehatan mata di Puskesmas, serta melakukan pendidikan dan pelatihan teknis. <br /><br />Namun demikian, kendala yang dihadapi saat ini masih banyak, di antaranya kondisi geografis masih sulit dijangkau, bahkan memerlukan biaya transport cukup tinggi sehingga membuat warga tidak mampu dating berobat. <br /><br />"Di samping itu, masih sulitnya para penderita datang ke tempat atau pos operasi dari tempat tinggalnya, terutama mereka yang tinggal di kawasan perbatasan dan daerah pedalaman atau terpencil," kata Parmono lagi. <br /><br />Terkait kondisi itu, maka butuh dukungan semua pihak untuk mengatasinya termasuk menambah jumlah dokter di Kaltim baik secara kualitas maupun kuantitas, mengingat tidak semua kota kecamatan apalagi kelurahan terdapat dokter di Kaltim. <strong>(das/ant)</strong></p>