Berjuang Melawan Kanker, Hingga Akhirnya Meninggal Dunia

oleh

Melawi (kalimantan-news.com) – Setelah berjuang melawan kanker mata yang menggerogotinya selama lebih dari setahun, akhirnya Zakiarta berpulang ke pangkuan yang maha kuasa, Senin (13/1/2020) sekitar pukul 14.29 WIB di ruangan IGD Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Zaki meninggal dunia ketika akan menjalani kemoterapi yang kelima kalinya. Setelah dinyatakan meninggal dunia, jenazah Zaki lansung dibawa ke kediaman kakek ya di Desa Tekelak, Kecamatan Pinoh Utara, Melawi, Kalimantan Barat.

Madi Ariansyah, selaku Ayahnya Zakiarta menceritakan sekilas kisah perjuangan Zakiarta yang berjuang melawan kanker mata hingga menghembuskan nafas terakhirnya.

Zakiarta merupakan seorang anak berusia kurang lebih 4 tahun dari pasangan Madi Ariansyah dan Fitriyani. Kanker yang diidapnya bermula dari binatang yang masuk ke mata saat Ia berkendara bersama keluarganya pada awal tahun 2019 silam. Namun karena keseringan dikucek, matanya semakin memerah dan mulai menampakkan titik hitam dibagikan kelopak matanya.

“Awalnya kami pun tak menyangka jika titik hitam yang terlihat dimatanya itu adalah cikal bakal kanker yang diidap Zakiarta, dan hanya mengira hanya karena iritasi. Namun lama kelamaan bagian hitam di kelopak mata kiri Zakuarta menjadi merah hati dan terjadi pembengkakan. Bahkan Zaki mulai mengaku mata kirinya tidak bisa melihat lagi,” kisahnya.

Keluarganya pun berusaha untuk mengobati dengan membawanya ke rumah sakit di Melawi, namun tak bisa menanganinya. Sehingga harus dibawa ke rumah sakit di Sintang untuk dilakukan operasi penyedotan darah. Operasi penyedotan darah pun dilakukan di rumah sakit Sintang, namun hasilnya tidak seperti yang diinginkan, mata Zaki semakin membesar dan harus dirujuk ke Soedarso Pontianak.

“Pihak rumah sakit Soedarso pun tidak bisa tidak mampu menangani karena Zakiarta didiagnosa mengidap kanker mata, dan hanya bisa memberikan surat rujukan agar Zakiarta bisa melanjutkan pengobatannya di RSCM Jakarta,” katanya.

Semakin hari kondisi Zaki semakin parah, matanya semakin membesar, hingga suatu saat, tepatnya pada bulan Juni 2019, sang kakeknya yakni Ayah dari Madi Ariansyah mendatangi para Remaja Masjid As Shobirin. Ia meminta pertolongan. Kepada Remaja Masjid As-Shobirin menggalang dana untuk Zakiarta, agar bisa menjalani proses pengobatan di RSCM Jakarta. Setelah melihat secara lansung kondisi Zaki, akhirnya para remaja Masjid itupun mulai bergerak dengan ikhlas menggalang kan dana. Seiring berjalannya penggalangan dana, pemberitaan di Media pun mulai digalakan untuk menyampaikan kondisi Zaki agar banyak yang membantu.

Seiring berjalannya penggalangan, berbagai bantuan dari berbagai organisasi pun berdatangan, bahkan dari Kabupaten Sintang, untuk ikut bergabung melakukan penggalangan dana. Tak disangka-sangka, penggalangan yang dilakukan kurang lebih satu minggu itu berhasil terkumpul puluhan juta. Hingga akhirnya Zakiarta pun diberangkatkan ke RSCM Jakarta dengan didampingi kedua orangtuanya dan seorang perawat bernama Saif Baitulham. Meski Zakiarta sudah diberangkatkan, penggalangan masih terus berjalan hingga dana yang terkumpul berjumlah kurabg lebih Rp. 134 juta.

Singkat cerita, Zaki mulai menjalani tahapan-tahapan di RSCM sebagai proses pengobatan Kanker mata stadium 4 yang dideritanya. Baik menjalani kemoterapi hingga menjalani operasi. Selama 6 bulan berjalan, kondisi Zaki semakin membaik, kanker mata yang Zakiarta yang sebelah kanan berhasil dioperasi. Namun tak seperti yang kita bayangkan. Hasil cek up pasca operasi menyatakan sel kanker di bagian mata kirinya Zaki sudah tidak ada, namun terdapat setitik sel kanker di mata kanannya, hingga Ia harus menjalani proses kemoterapi sebanyak 4 kali.

Tepat pada Hari Senin 13 Januari 2020, Zaki yang sudah menampakkan kondisi fisik tidak sehat karena demam. Namun karena menunggu panggilan antrian ruangan untuk menjalani kemoterapi kembali, maka Zaki dan kedua orangtuanya pun bersiap di rumah singgah yang tak jauh dari RSCM.

“Namun, sekitar pukul jam dua siang, badan Zaki semakin. Panas dan kaku. Kami pun lansung membawanya ke IGD RSCM. sesampai di RSCM, sebelum masuk IGD, Zaki sempat berbicara aneh. Ia meminta maaf kepada saya dan ibu nya. Ia mengatakan Zaki sayang ibu dan bapaknya, dan setelah itu Ia memeluk ibunya. Usai memeluk ibunya, Ia masuk ke IGD, saat masuk Ia sudah tidak sadar lagi. Kami tak menyangka, ternyata ucapan maaf dan sayangnya itu adalah ucapan terakhirnya. Tepat pada pukul 14.29 WIB, Zakiarta meninggal dunia, ” ucapnya dengan raut wajah yang sedih.

Jenazah Zakiarta sesampai di Nanga Pinoh, untuk di bawa ke rumah duka di Desa Tekelak Kecamatan Pinoh Utara (Dedi Irawan/Kalimantan-News)

Madi mengucap terimakasih kepada seluruh pihak yang sudah ikut berpartisipasi membantu anaknya. Baik dalam. Melakuka penggalangan dana maupun membantu dalam hal lainnya.” Tidak ada yang bisa saya balas, melainkan untuk mendoakan semoga Allah mencatat dan membalas segala amal kebaikan yang teman-teman semua lakukan,” pungkasnya. (Irawan/KN)

Proses pemakaman Zakiarta di lokasi pemakaman muslim Desa Tekelak Kecamatan Pinoh Utara, Melawi (Dedi Irawan/Kalimantan-News)