Agnes Monika Membuka Global Youth Forum 2012 Bali

oleh
oleh

Enam ratus pemimpin muda, perwakilan pemerintah, badan-badan PBB, serta organisasi nonpemerintah dan sector swasta berkumpul di Bali pada 4-6 Desember 2012 untuk membahas berbagai isu internasional acara ICPD Global Youth Forum. <p style="text-align: justify;">Upacara pembukaan dihadiri oleh Agnes Monika, Menko Kesra Republik Indonesia, Agung Laksono, Eksekutif Direktur UNFPA Dr. Babatunde Osotimehin, Co-Chairs of The International Steering Committee Rishita Nandagiri dan Rinaldi Ridwan, dan juga United Nations Resident Coordinator, El-Mostafa Benlamih.<br /><br />Diadakan oleh Pemerintah Indonesia (melalui BKKBN) dan Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFPA), Forum yang digerakkan oleh pemuda ini akan mendefinisikan agenda PBB di masa depan untuk 43 persen penduduk dunia yang saat ini berusia di bawah 25 tahun. <br /><br />Acara ini merupakan bagian dari proses formal PBB untuk meninjau kemajuan, kesenjangan, dan tantangan dalam mencapai tujuan-tujuan dari Program Aksi dari Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan (ICPD) 1994. ICPD merupakan sebuah acara bersejarah yang menciptakan hubungan fundamental antara memajukan hak-hak dan kesehatan orang muda, khususnya wanita muda dan menghadirkan pembangunan yang efektif dan berkelanjutan.<br /><br />Dua puluh tahun kemudian, Majelis Umum PBB menugaskan UNFPA untuk memfasilitasi tinjauan tentang Global Youth Forum yang akan mendiskusikan dan menghasilkan rekomendasi tentang isu-isu kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, hak-hak keluarga dan pemuda, dan kesejahteraan. Rekomendasi tersebut akan diikutsertakan dalam laporan Sekretaris Jenderal PBB untuk Sidang Umum pada tahun 2014 dan akan memengaruhi tujuan-tujuan pembangunan PBB untuk dua puluh tahun ke depan.<br /><br /><br /><span style="font-size: large;"><span style="font-family: comic sans ms,sans-serif;"><em>"Lebih dari dua ribu delegasi pemuda dari seluruh dunia akan terhubung baik lewat tatap muka secara langsung maupun lewat website untuk meninjau pemikiran-pemikiran dan menyetujui prioritas-prioritas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk dua puluh tahun ke depan"</em></span><br /></span></p> <p style="text-align: justify;"><img src="../../data/foto/imagebank/20121205032451_EB997ED.jpg" alt="" width="635" height="269" /><br /><br />Artis multitalenta Indonesia yang kini tengah merintis karir internasionalnya, Agnes Monika, turut menyampaikan pendapatnya pada pada upacara pembukaan Global Youth Forum 2012. <br /><br />“Bahkan sebuah mujizat tidak akan pernah dinyatakan sebuah mujizat, bila kita dari awal telah mempercayai hal itu. Jadi, percayalah pada sesuatu yang mustahil dan yakinlah, mungkin anda akan mengalami sebuah mujizat. Karena kita semua harus tahu, bahkan seorang Helen Keller tidak akan menjadi sehebat itu bila ia tidaklah bisu dan juga tuli. Maka, berusahalah meskipun memiliki berbagai keterbatasan!” Demikian tutur Agnes.<br /><br />Agnes menambahkan, pemuda yang memiliki sebuah mimpi berbeda dengan orang lain seringkali dibilang aneh oleh lingkungan di sekitarnya. Namun sebenarnya hal itu adalah bagian penting dalam membangun diri. Dengan bermimpi besar, kita akan meraih sebuah pencapaian yang lebih besar juga. <br /><br />"Misalnya ketika dulu saya bermimpi untuk Go International, banyak orang yang menganggap saya sedikit angkuh. Namun Ibu saya selalu mengingatkan bahwa mereka yang akan menjadi pemenang adalah mereka yang bisa keluar dari masalahnya.  DREAM, believe, and make it happen! Hal inilah yang selalu saya jadikan kunci untuk menjadi lebih baik meskipun banyak orang yang tidak menyukainya” Demikian Agnes menyatakan dengan disambut tepuk tangan meriah dari para hadirin.<br /><br />Direktur Eksekutif UNFPA Dr. Babatunde Osotimehin menyambut baik pendekatan inovatif dalam melibatkan orang muda untuk membentuk masa depan mereka. <br /><br />“Pendekatan dinamis seperti inilah yang dibutuhkan jika PBB akan mengeluarkan potensi pemuda untuk menangani tantangan-tantangan global yang signifikan,”, demikian ditekankan Dr. Osotimehin.<br /><br />Ditambahkan, empat puluh tiga persen dari penduduk global saat ini berada dalam usia di bawah dua puluh lima tahun, sebuah angka yang mencapai enam puluh persen di negara-negara seperti Brazil, Tanzania, dan Nigeria. Namun demikian, terdapat pemahaman luas bahwa kebijakan-kebijakan lokal tidak berpihak pada para pemuda – khususnya mereka yang miskin dan termarjinaliasi. Namun potensi dan kebutuhan mendesak akan generasi ini untuk membuat kontribusi positif dan berkelanjutan untuk masa depan kita semua sangatlah jelas. Kita belum pernah terhubung sebaik ini sebelumnya. <br /><br />"Dengan akses terhadap layanan kesehatan yang efektif, pendidikan yang baik dan pemberdayaan untuk memimpin, generasi ini dapat menyediakan solusi untuk tantangan-tantangan global yang signifikan.” kata Dr Osotimehin pada Global Youth Forum 2012.<br /><br />Global Youth Forum adalah konferensi internasional pertama sebagai bagian dari International Conference on Population and Development (ICDP) Beyond 2014. Forum ini juga akan menampung suara dari para pemuda berusia di bawah 25 tahun yang akan menjadi agenda pembangunan PBB. Global Youth Forum mengusung lima tema besar yang akan dibahas. Antara lain kesehatan untuk semua, pendidikan, karier, seksual, dan pengembangan kapasitas pemimpin muda. <strong>(phs/press release/foto: dok)</strong></p>