Agum : Semuanya Tergantung Pada Sidang EXCO FIFA

oleh
oleh

Ketua Komite Normalisasi Agum Gumelar mengatakan, status Indonesia pascagagalnya pelaksanaan Kongres PSSI di Hotel Sultan Jakarta, Jumat (20/5), tergantung sidang Komite Eksekutif (EXCO) FIFA. <p style="text-align: justify;">Ketua Komite Normalisasi Agum Gumelar mengatakan, status Indonesia pascagagalnya pelaksanaan Kongres PSSI di Hotel Sultan Jakarta, Jumat (20/5), tergantung sidang Komite Eksekutif (EXCO) FIFA.<br /><br />"Semuanya tergantung sidang EXCO FIFA 30 Mei nanti. Di situ semuanya akan dibahas termasuk pelaksaan Kongres PSSI," kata Agum Gumelar di Kantor PSSI Jakarta, Senin.<br /><br />Menurut dia, dalam sidang yang juga akan dihadiri dirinya dan "acting" Sekjen PSSI Joko Driyono itu, masa depan Indonesia akan dipertaruhkan. Namun demikian, sebelum sidang pihaknya terlebih dahulu akan memberikan laporan resmi.<br /><br />Laporan yang akan dibuat, kata dia, mulai dari saat dirinya bersama dengan tujuh orang lainnya ditunjuk FIFA untuk menjadi anggota Komite Normalisasi mulai 4 April hingga pelaksanaan Kongres PSSI yang akhirnya gagal 20 Mei 2011.<br /><br />"Akan kami susun laporan lengkap berikut harapan-harapan dari masyarakat Indonesia yang tidak menginginkan Indonesia mendapatkan sanksi FIFA," katanya menambahkan.<br /><br />Agum menjelaskan, pihaknya meski belum diketahui apakah akan mempunyai hak pilih pada Kongres FIFA dengan pemilihan Presiden FIFA akan berangkat sesuai dengan jadwal yang ditetapkan 27 Mei 2011.<br /><br />"Jika sanksi diturunkan maka kami tidak punya hak pilih," kata mantan Ketua Umum PSSI periode 1999-2003 itu.<br /><br />Ia menjelaskan, jika nantinya Indonesia benar-benar mendapatkan sanksi dari federasi sepak bola dunia itu, pihaknya berharap tidak terlalu berat. Untuk itu pihaknya meminta dukungan kepada seluruh masyakar agar bisa melobi FIFA.<br /><br />Mantan Danjen Kopassus itu menambahkan, selama ini Komite Normalisasi yang ia pimpin telah berjuang semaksimal mungkin untuk menyelesaikan tugas yang dibebankan oleh FIFA.<br /><br />Dari tiga misi yang ditugaskan baru dua yang mampu diselesaikan yaitu masalah Liga Primer Indonesia dan melaksanakan tugas kesekretariatan PSSI.<br /><br />Satu misi yang hingga kini belum tuntas adalah pelaksanaan kongres PSSI untuk memilih ketua umum, wakil ketua umum dan anggota Komite Eksekutif PSSI, katanya.<br /><br />Kongres PSSI sebetulnya telah terjadi. Hanya saja kongres dihentikan karena situasi tidak kondusif akibat banyak interupsi dari pemilik suara atau lenih dikenal dengan Kelompok 78. Bahkan kelompok ini dinilai telah melecehkan FIFA.(Eka/Ant)</p>