Angka Kematian Bayi Tabalong Capai 74 Kasus

oleh
oleh

Angka kematian bayi di wilayah Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan sepanjang tahun 2011 mencapai 74 kasus. <p style="text-align: justify;">Plt Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan Tabalong, Herlina SKM kepada pers di Tanjung, ibukota Kabupaten Tabalong, Selasa menyebutkan kasus kematian terbanyak adalah kematian janin dalam kandungan (intra fetal uterine death) 26 kasus.<br /><br />Selain itu kematian akibat Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) tercatat 18 kasus, dan bayi tak bisa bernafas secara spontan dan teratur (asfiksia) 5 kasus.<br /><br />Kasus kematian bayi baru lahir ditemukan di lima kecamatan yakni Banua Lawas, Kelua, Tanjung, Tanta dan Murung Pudak Dari beberapa faktor penyebab kematian bayi baru lahir( neonatal) adalah kematian janin dalam kandungan dan akibat berat badan lahir rendah, jelas Herlina.<br /><br />Untuk bayi lahir mati tercatat 16 kasus dengan rincian 10 bayi laki-laki dn 6 perempuan, bayi usia 0 sampai 7 hari 25 kasus, usia 7 sampai 28 hari 1 kasus dan usia 28 hari sampai 1 tahun 6 kasus.<br /><br />Dari total angka kematian neonatal dan bayi di Tabalong, terbanyak di Kecamatan Tanta sebanyak 22 kasus dan Murung Pudak 19 kasus.<br /><br />Kepala Dinas Kesehatan Tabalong, Syarifuddin Baseri mengatakan untuk mengantisipasi tingginya angka kematian bayi lahir akibat asfiksia , para bidan yang menangani persalinan harus bisa mengetahui faktor resiko yang berpotensi terjadinya asfiksia.<br /><br />"Kematian bayi akibat asfiksia di Indonesia memang cukup banyak termasuk di Tabalong dan biasanya disebabkan adanya gangguan kesehatan ibu hamil seperti sirkulasi darah sehingga pasokan oksigen ke bayi tidak optimal," jelas Syarifuddin.<br /><br />Selain disebabkan faktor asfiksia dan berat badan lahir rendah, kematian bayi akibat Insfeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) juga ditemukan sebanyak 2 kasus di Kecamatan Jaro serta 6 kasus karena sebab lain. <strong>(phs/Ant)</strong></p>