Aqila Butuh Uluran Tangan

oleh
oleh

Aisyah Aqila (9) tampak seperti bayi sehat lainnya, jika dilihat sekilas. Ketika dikunjungi Perhimpunan Jurnalis (Pena) Melawi di kediamannya di dusun Durian Tanjung Desa Tanjung Lay RT 2 RW 01 Kecamatan Nanga Pinoh. Bayi yang biasa disapa Aqila ini sedang digendong oleh ibunya Ainiyati (38) tahun dan didampingi suaminya Bunain (28). Wajahnya yang terlihat pucat, memperlihatkan kalau bayi tersebut dalam keadaan tak sehat. <p>Pada kunjungan itu, Bunain dan istrinyapun menceritakan awal anaknya diketahui mengalami kebocoran jantung, penyempitan pembuluh darah dan pembengkakan pada bagian lain dijantungnya.</p> <p>“Namanya Aisyah Aqila 9 bulan anak kedua dari dua bersaudara. Lahirnya ini pada usia kandungan umur 8 bulan kurang 5 hari, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Melawi. Pada saat lahir, dokter tidak ada memberitahu apa-apa tentang penyakit anak saja,” kisahnya.</p> <p>Ainiyati melanjutkan, anaknya diketahui mengalami penyakit itu pada usia 6 bulan. Dimana  awalnya mengalami panas deman yang terjadi berhari-hari. Aqilapun dibawa kedua orang tuanya ke Puskesmas Nanga Pinoh untuk diperiksa dengan menggunakan BPJS.</p> <p>“Dua kali berobat ke Puskesmas tapi tidak sembuh, sehingga kamipun minta rujukan ke RSUD Melawi pada bulan Mei kemarin. Kemudian di RSUD di cek jantung, sehinga baru diketahui jantung bocor, penyempitan pembuluh darah dan jantungnya yang normal besar sebelah, serta membiru,” katanya.</p> <p>Dengan kondisi yang sudah diketahui tersebut, Aqila terpaksa harus diopname di RSUD Melawi selama 3 hari menggunakan BPJS kelas III. Kemudian ketika sudah sedikit mendingan dibawa keluar. Namun  jelang 9 hari berikutnya, penyakit Aqila kambuh lagi. “Untuk kedua kalinya harus masuk lagi satu hari satu malam di RSUD Melawi,” ucapnya.</p> <p>Kini Aqila hanya menjalani rawat jalan 2 minggu sekali cek up untuk mengurangi rasa sakitnya, bukan untuk menyembuhkan. “Kalau kambuh badannya lemas dan  lansung biru,” katanya.</p> <p>Ainiyati mengatakan, dari keterangan pihak rumah sakit, Aqila baru bisa sembuh apabila dilakukan operasi ke Jakarta di Rumah Sakit Harapan Kita. “Namun untuk melakukan operasi ke sana, kalau tanpa BPJS, biayanya bisa mencapai Rp.  5 tatus juta, dan kalau pakai BPJS harus ada sekitar Rp. 50 juta untuk biaya selama disana dan ongkos pulang pergi,” bebernya.</p> <p>Namun, Lanjut Bunain, untuk mendapatkan uang sebanyak itu, dirinya tiaklah berdaya. Dirinya hanya berusaha dengan pekerjannya sebagai penjual Apam Pinang di depan SPBU Berkah Kilometer 3 Nanga Pinoh, yang hasil penjualan itu tidaklah menentu. Sementara upaya lainnya, Bunain dan istrinya berusaha menawarkan tanah kebun karet miliknya di Masuka Kabupaten Sintang yang berukuran 6×21, tapi tidak juga laku-laku.</p> <p>“Sembari berusaha dan berdo’a, saya berdoa kepada yang maha pencipta untuk memberikan mukzizatnya untuk kesembuhan anak saya,” ucapnya.</p> <p>Dengan keterbatasan ekonominya, Bunain dan Ainiyati terus berusaha dan pasrah kepada tuhan, karena biaya pengobatan yang cukup mahal itu. “Kamipun merasakan sakitnya ketika Aqila rewel dan menangis terus hingga badannya membiru,” ucapnya.</p> <p>Dengan kondisi ekonomi keluarga tak mampu tersebut, Bunain dan Ainiyati sangat mengharapkan bantuan dari para dermawan yang ingin membantu pengobatan bayinya. Untuk itu Bunian memberikan  nomor contak person yang bisa dihubungi bila ingin membantu. “Nomor Hp saya 085787125013 atas nama Bunain. Rekening BRI Cabang Nanga Pinoh: 3049-01-035018-53-6, Atas nama Bunain,” cuapnya.</p> <p>Pada kesempatan kunjungan tersebut, PENA Melawi juga memberikan sedikit bantuan kepada keluarga Bunain untuk membantu pengobatan Aqila. (<strong>KN</strong>)</p>