Atasi kelangkaan LPG 3 KG, Pertamina Gelar OP

oleh
oleh

Pertamina menggelar operasi pasar (OP) gas LPG 3 Kg di dalam kota Nanga Pinoh, Selasa (12/9). Sebanyak satu truk pengangkut LPG atau 560 tabung gas dijual dengan harga sesuai HET yakni Rp 17 ribu per tabung. Operasi ini sendiri digelar untuk mengatasi kelangkaan dan tingginya harga gas di Melawi. <p style="text-align: justify;">Jr Sales Executive LPG VI Kalimantan, Aditya Herdy Permadi yang dihubungi melalui seluler menerangkan pelaksanaan operasi pasar gas melon ini direncanakan berlangsung selama dua hari.<br /><br />“Kita melibatkan agen-agen gas setempat. Hari pertama ada satu agen dengan jumlah tabung yang dialokasikan sebanyak 560 tabung. Hari kedua akan ada dua agen, masing-masing 560 tabung sehingga total untuk hari kedua (Rabu) ada 1.120 tabung,” katanya.<br /><br />Terkait soal kelangkaan LPG 3 kg, Pertamina sudah melakukan pengecekan baik di agen maupun pangkalan ternyata stok masih ada. Jadi karena itu kelangkaan dan kenaikan harga gas kemungkinan terjadi di tingkat pengecer. Apalagi memang ada beberapa daerah pelosok yang sulit terjangkau sehingga ikut mempengaruhi harga LPG di daerah. <br /><br />“Kalau kelangkaan, itu tak benar, karena di agen maupun pangkalan tidak masalah untuk distributor,” katanya.<br /><br />Operasi pasar ini juga, terang Aditya untuk menunjukkan bahwa pasokan gas dari Pertamina sebenarnya normal dan tak ada permasalahan, apalagi pengurangan kuota. Kalaupun ada cuaca hujan, pendistribusian gas ke Melawi berjalan normal. <br /><br />“Kita juga ingin mengendalikan harga gas di tingkat pengecer. Jadi membantu menyesuaikan harga gas elpiji 3 kg sesuai HET,” katanya.<br /><br />Kabupaten Melawi sendiri mendapat kuota tabung LPG 3 kg sebanyak 112.000 tabung setiap bulannya. Aditya menilai ada juga kemungkinan banyaknya masyarakat yang masuk kategori mampu atau usaha-usaha menengah yang juga menggunakan gas LPG 3 KG untuk kebutuhan sehari-hari. <br /><br />“Di Melawi kita belum melakukan sidak untuk mengetahui kebutuhan penggunaan gas LPG, karena sebenarnya ini diperuntukkan bagi  masyarakat yang tidak mampu. Bisa saja yang paling dominan adalah restoran yang mengambil lima sampai tujuh tabung perhari. Sementara kalau rumah tangga kan biasa hanya paling banyak dua tabung,” katanya.<br /><br />Aditya menilai pasti ada penyelewengan terkait distribusi LPG 3 kg. Dan kedepannya nanti Pertamina akan berkoordinasi dengan pemda terkait untuk menggelar sidak di restoran serta perumahan yang sebenarnya tergolong mampu.<br /><br />Pertamina, tambah Aditya sudah mengajukan penambahan kuota untuk tiga kabupaten, yakni Melawi, Sintang dan Kapuas Hulu, karena tiga kabupaten ini dianggap mengalami gejolak kelangkaan.<br /><br />“Sebenarnya setiap tahun, ada penambahan kuota. Walau persoalannya, penambahan kuota LPG 3 kg ini tidak sebanding dengan kebutuhan atau permintaan kuota di Indonesia. Kita selalu menyesuaikan antara realisasi dan subsidi dari Dirjen Migas. Untuk penambahan kuota, akan melihat kebutuhan di daerah. Bila terjadi kondisi seperti saat ini, biasa akan ada penambahan kuota,” pungkasnya. (KN)</p>