Sebanyak 14 negara telah terdafar sebagai peserta dan dipastikan atletnya berlaga di Kejuaraan Internasional dan Kejurnas Olah Raga Paralayang yang berlangsung di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada 13-20 Agustus 2016. <p>Sekretaris Pengda FASI Sulteng, Asgaf di Palu, Rabu membenarkan kejuaraan itu akan diikuti para atlet nasional, lokal dan luar negeri.<br /><br /> Ia mengatakan sampai hari ini sudah tercatat pada pantia sebanyak 120 atlet dari berbagai negara di dunia dan dalam negeri untuk mengikuti kejuaraan terbuka bertaraf internasional itu.<br /><br /> "Tidak menutup kemungkinan para peserta akan terus bertambah,"katanya.<br /><br /> Atlet dari beberapa negara yang telah memberikan konfirmasi untuk mengikuti iven tersebut antara lain dari Vietnam, Korea Selatan, Jepang, India, Nepal, Inggris, Singapore, Jerman, Rusia, Perancis dan Swiss.<br /><br /> Dari 120 atlet tersebut, ada 60 atlet dalam negeri, termasuk tuan rumah yang akan berlaga untuk meraih prestasi terbaik di ajang olahraga dirgantara.<br /><br /> Karena banyak peserta asing, pantia telah berkerja sama dengan pihak keamanan setempat untuk mengamankan lokasi yang akan dijadikan tempat <em>take-off </em>dan pendaratan yang tersebar di beberapa titik di Kabupaten Sigi.<br /><br /> Lokasi kegiatan akan berlangsung di Desa Wayu, Kecamatan Marawola Barat di Pegunungan Matantimali. Puncak Matantimali berada pada ketinggian 1.000 meter dari permukaan laut.<br /><br /> Namun lokasi <em>take-off</em> berada pada ketinggian sekitar 800 meter dari permukaan laut.<br /><br />Lokasi yang menjadi tempat pelaksanaan kegiatan olahraga dirgantara itu, kata Asgaf sudah beberapa kali menjadi tempat penyelenggaraan berbagai kejuaraan nasional maupun internasional.<br /><br /> "Beberapa kali lokasi itu dijadikan tempat pelaksanaan olah raga paralayang "Indonesia Open," kata Asgaf yang juga adalah atlet senio tuan rumah.<br /><br /> Lokasi tersebut juga menjadi salah satu destinasi wisata di Kabupaten Sigi yang banyak dikunjungi para wisatawan manca negara.<br /><br /> Bahkan, ketika gerhana matahari total (GMT) 9 Maret 2016, menjadi salah satu titik pengamatan yang banyak didatangi para wisatawan nusantara dan manca negara karena berada pada ketinggian dengan udara cukup dingin. (*)</p> <p> </p> <p style="text-align: justify;">Sumber: http://www.antaranews.com</p>