Bahan Konstruksi Saatnya Non Kayu

oleh
oleh

Setelah beberapa zaman dimanjakan oleh kemudahan dan keberadaan bahan kayu, sekarang saatnya semua perencanaan konstruksi harus menoleh ke hilir. <p style="text-align: justify;">Untuk itu, yang diperlukan bukan hanya SDM yang inovatif, juga harus ditunjang dengan keberanian para pembuat kebijakan” Begitu, dikatakan praktisi konstruksi lokal di Sintang, Klemen (50) kepada kalimantan-news, hari Minggu (12/05/2013).<br /><br />“Keberanian yang dimaksud, adalah berani cerdas dalam menghitung. Bahan hilir mungkin lebih mahal dari bahan kayu, namun jika dibandingkan dengan kerugian umat manusia karena penebangan hutan. Belum lagi, kemungkinan kerugian lain karena penggunaan bahan kayu sangat beresiko berurusan dengan aparat hukum,”  ujarnya.<br /><br />Arsitek jebolan Universitas Atma Jaya Yogyakarta ini, menambahkan. Kedepan, jangan ada lagi perencanaan proyek pemerintah yang menggunakan bahan kayu. Bukan hanya itu, bahan kayu harus tidak muncul kagi dalam basic-price yang dibuat oleh Dinas Pekerjaan Umum. Sebagaimana hilangnya atap sirap kayu dalam setiap perencanaan dan spesifikasi (Spek) teknis.<br />Masih menurut Ketua BPC Gapensi Sintang Periode 2012-2017 ini, saat sekarang ini, sudah banyak jenis komponen konstruksi pengganti bahan kayu. Mulai dari komponen kusen hingga untuk rangka kuda-kuda.<br /><br />“Bahkan untuk Formwork (bekisting/acuan) dan Scaffolding (perancah) sudah banyak dibuat dari besi plat dan sudah ada perusahaan penyewaannya,” ucapnya pula.<br /><br />Hal senada juga juga dikatakan oleh praktisi konstruksi lokal lainnya, Wesno (39). Direktur sebuah Consultant Engineering Construction ini juga berpendapat, penggunaan bahan kayu harus segera dihentikan. Yang terjadi saat ini, jika membangun jembatan kayu bangunan jembatan daruratnya pun dari bahan kayu juga.<br /><br />Disepanjang ruas jalan Tebelian-Pinoh, proyek-proyek yang ditangai oleh Balai Besar sudah mulai mengganti jembatan kayu Belian dengan jembatan type balok hollow slab. Untuk jembatan daruratnya, digunakan rangka steel bailey yang bersifat portable. Hanya form-work nya saja yang masih menggunakan papan dan balok kayu. Dengan begitu, baik pada bangunan utama maupun bangunan penunjang, hampir tidak menggunakan bahan kayu.<br /><br />“Jika pemerintah berani memulai, pembangunan yang dilakukan oleh pihak swasta pun akan mengikuti. Bayangkan saja, untuk membangun puluhan gedung di komplek perbankan di Jl. MT Haryono, untuk bahan bekisting dan perancahnya menghabiskan ribuan M3 kayu. Meskipun agak mengherankan mengalirnya kayu bangunan ini aman-aman saja”, ucap Wesno. <strong>(das/Luc)</strong></p>