Banjir Rendam 650 Hektare Lahan Petani Kapuas

oleh
oleh

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, menyatakan ada 650 hektare lahan padi di Kecamatan Kapuas Murung terendam banjir sehingga kemungkinan tidak bisa dipanen. <p style="text-align: justify;">"Akibat banjir itu semaian padi unggul untuk masa tanam Oktober-Maret menjadi rusak dan tidak bisa terpakai lagi," kata pimpinan instansi itu Ir Afiadin Husni di Kuala Kapuas, Minggu. <br /><br />Pihaknya melalui Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) terus mendorong petani setempat agar menanam padi unggul ketika air telah surut. <br /><br />"Konsekuensinya tentu untuk masa tanam padi lokal pada musim tanam April-September akan mengalami pergeseran," katanya. <br /><br />Cara tersebut harus dilakukan pihaknya karena daerah itu merupakan salah satu sentra penghasil gabah untuk Kabupaten Kapuas, ujarnya. <br /><br />Dia mengatakan bahwa banjir teresebut telah beberapa kali terjadi di daerah itu akibat tanggul atau pintu air Kahuripan di Sungai Barito yang mengairi kawasan pertanian di daerah itu jebol. <br /><br />Posisi pintu air tersebut ternyata lebih rendah dari ketinggian air ketika terjadi banjir. <br /><br />Salah satu solusinya agar daerah itu tidak dilanda banjir, kata Afiadin, perlu pembangunan pintu air yang lebih tinggi dari permukaan air ketika banjir. <br /><br />"Dengan adanya pintu air yang baik didaerah itu, minimal ketika terjadi banjir atau air pasang, ketinggian air tidak setinggi seperti saat ini yang merendam sebagian rumah warga," katanya. <br /><br />Banjir di Kecamatan Kapuas Murung terjadi sejak 30 Nopember 2010 merendam lima desa definitif, 16 desa persiapan dan satu dusun. <br /><br />Puluhan rumah warga di Desa Tambak Bajai ikut terendam dengan ketinggian air setinggi 20 cm dari lantai rumah warga akibat banjir yang disebabkan oleh uapan air sungai Kapuas Murung karena air pasang laut yang terjadi saat ini, serta curah hujan yang cukup tinggi di daerah itu. <br /><br />Akibat banjir yang merendam lahan pertanian tanaman padi di tempat itu, total kerugian yang dialami para petani mencapai ratusan juta rupiah, Afiadin Husni. <strong>(das/ant)</strong></p>