Bank Kalsel Menjadi Pengayom BPR

oleh
oleh

Bank Kalimantan Selatan atau Bank Kalsel bakal menjadi bank pengayom (Apex) bagi Bank Perkreditan Rakyat di daerah itu. <p style="text-align: justify;">Apex itu untuk memberikan perlindungan dan bimbingan perkembangan bank yang banyak berkecimpung di sektor usaha mikro kecil dan menengah, kata Direktur Regional Kalimantan Bank Indonesia Kharil Anwar di Banjarmasin, Jumat.<br /><br />Dia mengatakan, Bank Indonesia Banjarmasin merasa perlu mendorong berdirinya "Apex" atau lembaga pengayom BPR Kalsel untuk meningkatkan kemampuan usaha industri BPR.<br /><br />"Kita berharap melalui Apex ini, Bank Kalsel mampu membantu BPR meningkatkan daya saing dan penguatan posisi komersial BPR.<br /><br />Menurut Khairil kata "Apex" berasal dari bahasa Yunani yang berarti pengayom, sehingga lembaga Apex merupakan lembaga pengayom yang memiliki komitmen untuk mengayomi BPR-BPR yang menjadi anggota dan memiliki kesesuaian kebijakan atau komitmen dalam pengembangan UMKM.<br /><br />"Setelah dilakukan pengkajian, BPD Kalsel (Bank Kalsel) sebagai banknya urang banua yang memiliki jaringan kantor yang tersebar di Kalsel serta telah berpengalaman membina BPR, dinilai tepat sebagai Apex BPR Kalsel," katanya.<br /><br />Fungsi sebagai Apex BPR, kata dia, diharapkan juga sejalan dengan upaya Bank Kalsel sebagai bank yang sedang terus mempersiapkan diri menjadi "regional champion" di Kalsel.<br /><br />Saat ini rencana pembentukan Apex BPR Kalsel, kata Khairil, sampai pada tahap kesepakatan antara Pengurus Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia Propinsi (Perbarindo) Kalsel dengan Direksi Bank Kalsel.<br /><br />Dengan demikian, tinggal menunggu penandatanganan perjanjian kerjasama yang diharapkan dapat dilaksanakan dalam waktu dekat ini.<br /><br />"Saya harapkan proses pembentukan Apex BPR ini dapat berjalan sebagaimana diharapkan, sehingga kinerja dan peran BPR di Kalsel untuk memajukan UMKM sebagai segmen bisnis utamanya dapat lebih ditingkatkan lagi," katanya.<br /><br />Berdasarkan data April 2011, 23 BPR yang beroperasi di Kalimantan Selatan berhasil menghimpun dana masyarakat (DPK) sebesar Rp284 miliar.<br /><br />Namun dari jumlah DPK tersebut, sebesar Rp71 Miliar atau sekitar 28 persen merupakan dana idle yang disimpan di bank umum maupun BPR lainnya.<br /><br />Seharusnya dana tersebut bisa disalurkan kepada UMKM sehingga bisa lebih cepat berkembang. Namun untuk menghindari risiko kredit bermasalah dan lainnya, tidak sedikit BPR mengambil kebijakan yang lebih aman.<br /><br />"Sebenarnya jika dana tersebut disalurkan kepada UMKM, maka total kredit yang disalurkan BPR kepada masyarakat dapat lebih besar dari kucuran kredit saat ini yang mencapai Rp333 miliar," katanya. <strong>(phs/Ant)</strong></p>