Barut Pelihara Ribuan Hektare Tanaman Rehabilitasi Hutan

oleh
oleh

Pemerintah Kabupaten Barito Utara (Barut), Kalimantan Tengah (Kalteng), memprogramkan pemeliharaan tanaman pada kegiatan rehabilitasi hutan seluas 2.100 hektare pada 2011 di daerah tersebut. <p style="text-align: justify;">"Kegiatan ini dilakukan supaya tanaman melalui kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) bisa tumbuh secara normal," kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Barito Utara (Barut), Iwan Rusdani di Muara Teweh, Jumat.<br /><br />Menurut Iwan Rusdani, kegiatan pemeliharaan itu di antaranya dengan pemupukan, penyulaman dan pemberantasan hama penyakit tanaman di lokasi dengan tingkat kritis lahan kurang produktif.<br /><br />Tahun ini, kata dia, pemeliharaan tanaman tersebut tersebar di Kecamatan Teweh Tengah, Montallat dan Gunung Purei dari realisasi tanaman 2008 dan 2009 seluas 4.815 hektare.<br /><br />Pemeliharaan tersebut menggunakan dana bagi hasil sumber daya alam kehutanan dana reboisasi (DBH-SDAKDR) tahun ini dialokasikan sebesar Rp8,5 miliar termasuk untuk perencanaan penanaman tahun 2013, sedangkan 2010 dilakukan pemeliharaan 1.800 hektare.<br /><br />"Saat ini kegiatan di lapangan sedang dilaksanakan yang sebelumnya dilakukan orientasi lapangan terhadap kawasan yang menjadi lokasi kegiatan tersebut," katanya didampingi Kepala Seksi RHL, Bahruddinsyah.<br /><br />Iwan menjelaskan, realisasi tanaman itu belum termasuk target pelaksanaan pembuatan tanaman 2009 seluas 1.587 hektare untuk pembuatan tanaman di hutan rakyat, penghijauan, aneka usaha kehutanan, penanaman di hutan produksi dan pembuatan dam penahan.<br /><br />"Kegiatan di luar kawasan hutan ini bekerja sama dengan masyarakat melalui kelompok tani dan hasilnya untuk mereka," katanya.<br /><br />Bibit yang telah ditanam mencapai 3,3 juta lebih dari 13 jenis tanaman dan terbanyak tanaman karet mencapai 2,2 juta bibit sisanya gaharu, jelutung, cempedak, durian, meranti, jambu mete, mahoni, rotan taman, bunga tanjung, glodok tiang, nyatoh dan palm raja.<br /><br />Kegiatan pembuatan tanaman hutan rakyat tersebar di sejumlah desa dienam kecamatan dilakukan di Desa Hajak seluas 125 hektare, Tambaba 100 hektare, Rimba Sari 200 hektare, sepanjang Sungai Montallat (anak Sungai Barito) 500 hektare.<br /><br />Di wilayah Kecamatan Teweh Tengah 759 hektare, Lahei 500 hektare, Montallat 400 hektare, Teweh Timur 642 hektare, Gunung Timang dan Gunung Purei masing-masing 600 hektare.<br /><br />Tanaman penghijauan tersebar di Kecamatan Teweh Tengah seluas 175 hektare, tanaman aneka usaha kehutanan di Desa Bintang Ninggi II Kecamatan Teweh Tengah 100 hektar dan Desa Tongka Kecamatan Gunung Timang 150 hektar serta pembuatan dam penahan di Kecamatan Teweh Tengah satu unit.<br /><br />"Semua komoditas yang ditanam nantinya menjadi milik masyarakat dan pemerintah hanya memberi dana yang langsung diterima melalui rekening masing-masing kelompok tani di bank yang ditunjuk serta bimbingan teknis," ujar Iwan.<br /><br />Program ini juga dilakukan melalui pola yang sama dengan menitikberatkan pada peran aktif masyarakat setempat, guna mendorong peningkatan kesadaran masyarakat dalam pelestarian lingkungan.<br /><br />Di samping itu juga, program ini diharapkan dapat memberi sumbangan bagi masyarakat, yakni terbukanya kesempatan berusaha dan hasilnya di masa mendatang.<br /><br />"Pengalaman telah membuktikan sebaik apa pun upaya yang dilakukan pemerintah tanpa ada dukungan dari berbagai pihak khususnya masyarakat akan mengalami kendala dalam pelaksanaannya," katanya. <strong>(das/ant)</strong></p>