Beberapa Kabupaten Di Kalsel Panen Padi Unggul

oleh
oleh

Beberapa kabupaten di Kalimantan Selatan kini melaksanakan panen padi jenis unggul dengan kualitas produksi jauh lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya. <p style="text-align: justify;">Kepala Dinas Pertanian Kalimantan Selatan, Sriyono di Banjarmasin, Jumat mengatakan, beberapa daerah yang kini sedang menghadapi panen antara lain Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Hulu Sungai Selatan (HSS), Kabupaten Banjar, Barito Kuala dan beberapa daerah lainnya.<br /><br />"Kalau tahun-tahun lalu awal Oktober seperti ini sudah selesai masa panen, tetapi syukur saat ini justru puncak panen, tentu ini anugerah yang luar biasa," katanya.<br /><br />Apalagi, kata dia, panen yang dilaksanakan saat ini adalah panen bibit unggul yang produksinya jauh lebih baik dan banyak.<br /><br />Dengan demikian, diprediksi produksi padi Kalsel jauh lebih tinggi dibanding 2009 yang mencapai 1,98 juta ton dimana saat itu merupakan puncak panen tertinggi di Kalsel.<br /><br />Optimisme bahwa produksi padi 2011 lebih tinggi dibanding 2009 karena daerah-daerah yang menghadapi musim panen saat ini merupakan daerah lumbung padi di Kalsel.<br /><br />Seperti di HSU, diperkirakan sekitar 26 ribu hektare padi yang siap dipanen dengan padi bibit unggul.<br /><br />Selain itu, HSU merupakan daerah yang produksi per hektarnya lebih tinggi atau diatas rata-rata produksi padi di daerah lain.<br /><br />"Kalau 2010 produksi padi kita berkurang dibanding 2009 yaitu hanya sekitar 1,8 juta ton, karena cuaca ekstrem," katanya.<br /><br />Diperkirakan, pada 2011 ini produksi padi Kalsel bisa mencapai lebih dari 2 juta ton, sehingga mampu menjadi daerah penyumbang ketahanan pangan nasional.<br /><br />Gubernur Kalsel Rudy Ariffin mengatakan, Kalsel sebagai salah satu lumbung pangan nasional diminta kontribusinya sebesar 500 ribu ton per tahun hingga 2014.<br /><br />"Saya harap beban ini bisa ditanggung bersama-sama oleh kabupaten dan kota di Kalsel, sehingga koordinasi masing-masing kabupaten harus ditingkatkan," katanya.<br /><br />Meningkatnya produksi padi tersebut, membuat harga beras lokal kembali stabil bahkan kini berada pada titik terendah yaitu sekitar Rp105 ribu – Rp107 ribu per blek turun dibanding sebelumnya diatas Rp125 ribu per blek. <strong>(phs/Ant)</strong></p>