Bensin Dan Cabai Rawit Dongkrak Inflasi Sampit

oleh
oleh

Naiknya harga bahan bakar minyak jenis bensin atau premium dan cabai rawit di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah cukup berpengaruh terhadap inflasi di daerah setempat. <p style="text-align: justify;">"Hampir semua barang mengalami kenaikan harga setelah pemerintah menaikkan harga BBM. Tapi khusus untuk cabai rawit, kenaikannya cukup tinggi dan bukan hanya karena imbas dari kenaikan harga BBM," kata Sumiati, salah seorang pedagang di Sampit, Kamis.<br /><br />Pemerintah menaikkan harga BBM mulai 18 November lalu, yakni premium menjadi Rp 8.500 dan solar menjadi Rp 7.500 per liter. Kenaikan BBM langsung berimbas pada naiknya harga kebutuhan lantaran naiknya ongkos angkut.<br /><br />Sementara itu, harga cabai rawit mengalami kenaikan signifikan dalam sebulan terakhir dengan kisaran harga jual antara Rp 100.000 hingga Rp 120.000 per kilogram. Tidak heran jika kenaikan harga bensin dan cabai rawit berpengaruh besar terhadap inflasi di Sampit.<br /><br />Selain imbas kenaikan harga BBM, naiknya harga cabai rawit juga dipengaruhi berkurangnya pasokan dari pulau Jawa, sementara produksi dari petani lokal masih sedikit sehingga harga melambung akibat terbatasnya stok.<br /><br />Hasil pemantauan Badan Pusat Statistik Kotim, Kota Sampit mengalami inflasi sebesar 1,33 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 113,41 pada bulan Oktober 2014 menjadi 114,92 pada bulan November 2014.<br /><br />Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-November 2014) sebesar 5,77 persen, sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun (November 2014 terhadap November 2013) sebesar 6,57 persen.<br /><br />Inflasi di Sampit bulan November terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks harga pada tujuh kelompok pengeluaran, yaitu kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 3,58 persen; bahan makanan sebesar 2,08 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,16 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,51 persen; kelompok sandang sebesar 0,24 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,33 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,17 persen.<br /><br />Inflasi bulan November 2014 ini lebih besar dari inflasi di bulan yang sama tahun 2013 dan 2012. Sedangkan inflasi tahun kalender (Januari – November) sebesar 5,77 persen lebih besar dari inflasi tahun kalender 2012 sebesar 3,68 persen tetapi lebih kecil dari ukuran yang sama tahun 2013 sebesar 6,15 persen.<br /><br />Hal yang sama juga terjadi pada tingkat inflasi tahun ke tahun dimana inflasi tahun ke tahun 2014 sebesar 6,57 persen lebih besar dari inflasi tahun ke tahun 2012 sebesar 4,58 persen dan lebih kecil dari inflasi tahun ke tahun 2013 yaitu sebesar 7,19 persen.<br /><br />Komoditas yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi pada November 2014 antara lain bensin, cabai rawit, beras, angkutan antar kota, kangkung, cabai merah, jeruk dan nanas. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi antara lain ikan selar, daging ayam ras, mobil, tongkol, ikan layang, telepon seluler, telur ayam ras dan ikan tenggiri.<br /><br />Semua kelompok pengeluaran memberikan andil inflasi pada bulan November 2014 ini, dengan besaran sumbangan/andil inflasi yaitu kelompok bahan makanan 0,55 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,03 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,11 persen, kelompok sandang sebesar 0,02 persen, kelompok kesehatan 0,01 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,01 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,6 persen.<br /><br />Sampit berada di urutan ke empat dari sembilan kota tersebut. Secara berurutan inflasi terjadi di Kota Tarakan 1,7 persen, Banjarmasin 1,47 persen, Pontianak 1,41 persen, Sampit 1,33 persen, Tanjung 1,26 persen, Samarinda 1,15 persen, Singkawang 1,07 persen, Balikpapan 1,03 persen dan Kota Palangkaraya 0,92 persen. (das/ant)</p>