BPBD Kutai Timur: Banjir Masih Genangi Ratusan Rumah Warga

oleh
oleh

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur menyatakan hingga Minggu (21/4) ratusan rumah warga di pedalaman maupun di Sangatta masih digenangi air banjir yang terjadi sejak Jumat (19/4). <p style="text-align: justify;">Kepala BPBD Kutai Timur H Zainuddin Aspan mengatakan, berdasarkan laporan yang diterima, hingga hari Minggu (21/4), air banjir masih menggenangi pemukiman penduduk di beberapa desa di empat kecamatan.<br /><br />"Akibat genangan air banjir, aktivitas warga setempat terganggu, bahkan tidak sedikit warga yang tidak bisa keluar rumah," kata H.Zainuddin, melalui Kabid Kedaruratan Logistik dan Peralatan, H Syafranuddin.<br /><br />Kabid Kedaruratan Logistik dan Peralatan H Syafranuddin mengatakan, empat kecamatan yang warganya mengalami gangguan aktivitas akibat banjir adalah Kecamatan Long Masengat, Muara Ancalong, Muara Bengkal dan Sangatta Selatan.<br /><br />Untuk Sangatta Selatan, genangan air terjadi sekitar kampung tengah dan kampung kajang, ratusan rumah warga masih tergenang, meski jumlah persisnya belum diketahui berapa.<br /><br />Camat Long Masengta Ajuansyah, menurut Syafranuddin, mengatakan sebanyak 110 unit rumah masih terendam air, yakni di Desa Melan rumah yang terendam sebanyak 64 unit, dan desa Sumber Sari berjumlah 46 unit.<br /><br />Sedangkan banjir lokasi paling parah juga terjadi di segi tiga desa Ngayau dengan desa Muara Bengkal Ilir Kecamatan Muara Bengkal dengan Muara Ancalong, mengakibatkan jalur ke desa lain lumpuh.<br /><br />"Kami belum mengetahui persis jumlah rumah yang masih digenangi banjir, sebab masih menunggu laporan masing-masing kepala desa dan camat setempat," katanya.<br /><br />Toyib, warga desa Ngayau Kecamatan Muara Bengkal, juga mengatakan banjir yang hingga sekarang masih menggenangi jalan utama yang menghubungkan beberapa desa, terjadi di simpang tiga Muara Bengkal, Ngayau dan Ancalong.<br /><br />"Kalau rumah tidak lagi terendam air karena tinggi, namun lapangan sepakbola masih terendam dan jalan utama keluar masuk desa masih lumpuh," kata Toyib kepada ANTARA.<br /><br />Menurut Toyib yang juga anggota Badan Perwakilan Desa (BPD) Desa Ngayau itu, banjir juga telah melumpuhkan perjalanan ke Desa Senambah dan Desa Malupan.<br /><br />"Warga tidak bisa keluar masuk desa itu karena air masih tinggi, kendaraan darat belum bisa lewat, sedangkan untuk ketinting/ces bisa namun beresiko," katanya.<strong> (das/ant)</strong></p>