Bridge – Kaltim Terhambat Pandangan Negatif

oleh
oleh

Perkembangan cabang olahraga bridge di Kalimantan Timur terhambat akibat masih kentalnya pandangan negatif masyarakat karena menganggap permainan ini sebagai ajang judi mengingat medianya kartu remi. <p style="text-align: justify;">"Benar, itu salah satu hambatan bagi kami dalam mengembangkan cabang olahraga ini serta menyiapkan atlet-atlet junior," kata Ketua Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (GBSI) Kaltim Syahril Bardin di Samarinda, Jumat.<br /><br />Namun, pihaknya kini secara perlahan mulai mengubah "image" negatif itu dengan cara menyosialisasikannya melalui program "bridge masuk sekolah dan bridge masuk kampus".<br /><br />Pihaknya melibatkan organisasi pelajar dan mahasiswa menjalankan program tersebut sehingga diharapkan olahraga ini bisa berkembang cepat.<br /><br />GBSI Kaltim melalui program tersebut menyediakan peralatan dan makanan ringan agar calon atlet junior itu bisa menyukai bridge.<br /><br />"Selain itu, sudah tentu dengan rutin menggelar berbagai kejuaraan, termasuk kita memanfaatkan momentum pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kaltim 2014 sehingga kini sudah terbentuk Pengcab GBSI di 10 kabupaten dan kota di provinsi ini," ujarnya.<br /><br /&gt;Diharapkan dari berbagai upaya tersebut, Kaltim akan mampu bersaing di cabang olahraga itu pada PON XIX-2016 Jawa Barat, mengingat pada cabang olahraga tersebut diperebutkan lima medali emas.<br /><br />Sebelumnya, dalam kegiatan wawancara dan konsultasi antara Tim "Review and Annual Plan" (RAP) KONI Kaltim dengan seluruh pengurus provinsi cabang olahraga di Kaltim, termasuk GBSI terungkap hambatan adanya pandangan negatif masyarakat tersebut.<br /><br />"Hambatan lain, kita kesulitan mencari pelatih. Pengalaman kami, baik pada PON 2008 di Kaltim maupun 2012 di Riau, pelatih yang kita sewa dari Jakarta, ternyata saat dilaksanakan PON, mereka turun menjadi atlet membela daerahnya," ujar Agus Fitriansyah, Wakil Sekretaris I GBSI Kaltim kepada anggota Tim RAP KONI Kaltim.<br /><br />Ia lantas mengatakan,"Mungkin saja, kemampuan kita seimbang. Namun, dari sisi psikologis, mental tanding kita jatuh karena di ajang tersebut, murid melawan gurunya." Tim RAP akan menghimpun berdata-data dari seluruh Pengprov cabang olahraga, termasuk berbagai hambatan itu sebagai dasar untuk penyusunan program terkait dengan upaya mencapai target lima besar di PON XIX-2016 Jawa Barat. <strong>(das/ant)</strong></p>