Bulog Kalbar Dapat Insentif Untuk Pengadaan Lokal

oleh
oleh

Perum Badan Urusan Logistik Regional Kalimantan Barat mendapat insentif sebesar Rp 300 untuk setiap pembelian satu kilogram beras maupun gabah petani lokal. <p style="text-align: justify;">"Tetapi tetap saja belum mampu mencukupi karena harga beras di tingkat petani masih tinggi, di kisaran Rp 7 ribu per kilogram," kata Kepala Perum Bulog Kalbar, M Hasyim di Pontianak, Senin.<br /><br />Menurut dia, harga tersebut jauh di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) beras yang ditetapkan melalui Inpres yakni Rp 5.060 per kilogram.<br /><br />Ia mengakui, dalam waktu dekat sangat sulit di tingkat petani lokal untuk mencapai HPP.<br /><br />"Tetapi kita berharap harga akan terus turun sehingga target pembelian beras lokal dapat terpenuhi," kata M Hasyim.<br /><br />Ia juga akan mencoba untuk mengonversi dari gabah kering giling menjadi beras guna mengetahui nilai riilnya.<br /><br />"Kita akan coba beli 15 ton sampai 20 ton gabah, nanti coba digiling sendiri berapa kira-kira beras yang dihasilkan," kata dia.<br /><br />Harga gabah yang dibeli pun cukup tinggi dan di atas HPP yakni di kisaran Rp 3.500 per kilogram.<br /><br />Ia menambahkan, untuk memenuhi kebutuhan beras Bulog, dilakukan pengadaan dari luar Kalbar.<br /><br />"Rencananya hari ini akan masuk 1.800 ton beras dari Jakarta," kata M Hasyim.<br /><br />Namun, lanjut dia, beras itu berasal dari impor dan masuk ke Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.<br /><br />Adapun jumlah penerima raskin (rumah tangga sasaran/RTS) di Kalbar untuk 2011 mencapai 346.675 rumah tangga. Masing-masing mendapatkan 15 kilogram beras setiap bulan dengan harga Rp 1.600 per kilogram. <strong>(phs/Ant)</strong></p>