Bupati Bengkayang Ingatkan Camat Bangun Posko Banjir

oleh
oleh

Bupati Bengkayang Suryadman Gidot mengingatkan para camat untuk menyiapkan posko mengingat hujan yang terjadi sepanjang Januari membuat sejumlah lokasi terkena banjir. <p style="text-align: justify;">"Sejak tanggal 18 Januari kemari, Bupati mengintruksikan kepada semua camat untuk membuat posko banjir," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Bengkayang, Yosef saat dikonfirmasi di Pontianak, Senin.<br /><br />Bupati juga meminta kepada camat untuk menginformasikan perkembangan wilayah masing-masing yang terkena banjir setiap tiga jam sekali dengan mengirim SMS langsung ke Bupati kemudian membuat laporan secara tertulis.<br /><br />Yosef menjelaskan, banjir di Kabupaten Bengkayang terjadi di beberapa kecamatan. Seperti Kecamatan Bengkayang di beberapa titik dengan ketinggian air mencapai 30 centimeter sampai 50 Cm.<br /><br />"Banjir di Kecamatan Bengkayang seperti yang terjadi di SMAN 2 Bengkayang," jelas Yosef.<br /><br />Banjir juga terjadi di Kecamatan Seluas dan mengenai Dusun Tadan, Desa Bengkawan. Banjir telah mengenai SD disana dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter.<br /><br />"Sebagian warga sudah ada mengungsi ke rumah warga lain," ucapnya.<br /><br />Untuk Kecamatan Ledo, Yosef menginformasikan air sudah mulai naik pada 19 Januari dan mulai menggenangi pemukiman warga.<br /><br />"Banjir juga terjadi di Kecamatan Jagoi, khususnya di Desa Paleng dan Desa Sentabeng. Dan ada badan jalan yang ditutup tanah longsor," jelasnya.<br /><br />Sementara hujan yang mengguyur wilayah Kabupaten Bengkayang mulai dari subuh hingga sore, Minggu (18/1), menyebabkan beberapa lokasi terendam banjir.<br /><br />Diantaranya SMAN 2 Bengkayang yang terletak di Jalan Doyot Kecamatan Lumar. "SMAN Dua banjir setinggi setengah sampai satu meter," kata Sopiati, Guru SMAN 2 Bengkayang.<br /><br />Sopiati mengatakan, banjir di SMAN 2 itu berlangsung setiap kali hujan turun. "Bukan kali ini aja. Kalau sudah hujan pasti banjir," terangnya.<br /><br />Sopiati menilai, SMAN 2 yang terendam itu juga karena kesalahan mengambil lokasi untuk pembangunan. "SMAN itu dibangun di lokasi yang rendah dan di pinggir sungai lagi," tambahnya. Karena kerap terendam banjir, Sopiati menilai sudah semestinya pemerintah memberikan perhatian. (das/ant)</p>