Bupati Buka Retreat Perkaria GKII Daerah Sintang

oleh
oleh

Menambah wawasan dan memperkuat keimanan untuk kaum pria sangat penting karena kaum pria adalah kepala dan nahkoda keluarganya masing-masing. <p style="text-align: justify;">Demikian disampaikan Bupati Sintang Drs. Milton Crosby, M. Si saat membuka retret perkaria di GKII Bethesda Desa Sirang Setambang Kecamatan Sepauk pada Selasa 28 Oktober 2014<br /><br />“Kemajuan jaman, teknologi informasi, pergaulan masyarakat dunia yang tanpa batas serta adanya pemberlakukan Masyarakat Ekonomi Asean, diikuit dengan pergerakan ekonomi hitam serta dampak sosial ekonomi. <br /><br />Untuk itu, setiap kaum pria harus tangguh secara rohani dan jasmani. Nah, disinilah pentingnya kegiatan retret ini penting untuk dilaksanakan dan diikuti” Jelas Bupati Sintang.<br /><br />“Setiap kaum pria harus menjadi pria sejati dan hebat dalam memimpin dan membina dirinya sendiri serta keluarganya. Untuk kaum pria harus cepat dan proaktif melihat peluang, situasi dan kondisi. Juga mampu menjawab tantangan yang ada” terang Bupati Sintang.<br /><br />“Maka dari itu, dalam kegiatan retret ini harus dihadirkan pembicara yang hebat dan mampu membuka pikiran dan pandangan kaum pria. Kaum pria juga harus melaksanakan prinsip kerja 5 AS dan menjauhi penyakit 5 L “tambahnya<br /><br />Ketua panitia Benyamin menyampaikan bahwa retret perkaria Daerah Sintang tahun 2014 diikuti oleh 22 gereja dengan peserta sebanyak 46 orang.<br /><br />“Kegiatan ini harus mampu memberikan perubahan dalam diri setiap peserta, masyarakat dan gereja. Jangan sampai tujuan retret tidak tercapai sementara kita sudah mengikuti retret selama empat hari menjadi sia-sia. Tema retret ini adalah menjadi pria hebat sebagaimana ada dalam Titus 2:2” jelas Benyamin.<br /><br />Hendrikus Ketua Komisi Perkaria GKII Daerah Sintang menyampaikan bahwa retret ini merupakan kegiatan rutin dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia kaum pria dalam hal rohani dan menambah wawasan.<br /><br />“Mari kita bekerjasama dan bergandengan tangan untuk bisa menyelenggarakan kegiatan yang sama di masa yang akan datang. Retret seperti ini harus mampu menjaidi mesin penggerak kaum pria dalam membangun keluarga, masyarakat dan gereja” harap Hendrikus. (kn)</p>