Bupati dan Wakil Rakyat Kunker Ke Desa Nanga Toran

oleh
oleh

KAYAN HULU – Bupati Sintang, Jarot Winarno melakukan penancapan tiang pertama Gedung Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) Jemaat Bukit Sion di Desa Nanga Toran, Kecamatan Kayan Hulu, Kabupaten Sintang, Minggu (04/11/2018).

Di ujung perjalanan darat menuju lokasi, Bupati menyeberangi Sungai Payak melewati sebuah jembatan gantung. Ketika rombongan berada di tengah jembatan, tampak jembatan bergoyang-goyang oleh beban di atasnya.

Masyarakat telah berbaris rapi di jalan dibelakang sebuah gerbang yang dibuat dafi kayu bulat berdiameter kurang lebih 5 centimeter. Gerbang tersebut dihiasi dengan janur hijau dari pelepah daun kelapa. Sebatang ompong dari tebu ditaruh melintang di depan gerbang. Jarot memotong ompong tersebut usai menyaksikan sebuah tari penyambutan bernuansa etnik dayak.

Lepas acara penyambutan tersebut, orang nomor satu di Sintang itu berjalan beberapa ratus meter mendaki ke lokasi pembangunan gereja. Sebuah tenda bertiang kayu bulat, atap terpal telah dibangun jemaat GKE Bukit Sion Nanga Toran untuk acara bersama para rombongan dari kota Sintang.

“Pembangunan itu harus inklusif, semua sama-sama maju,” Jarot. “Semua kita bangun, membangun dari pinggiran, tidak cuma di kota, tidak bedakan suku dan agama,” tambahnya. “kita tetap satu kesatuan Indonesia. Masalah timbul karna rasa keadilan, perataan pembangunan, sehingga membangun harus lepas bebas,” kata Jarot.

Sementara itu, Selaku Ketua Sinode Resort GKE wilayah II sekaligus Wakil Ketua DPRD Terry Ibrahim menyampaikan rasa bangganya terhadap jemaat Bukit Sion Nanga Toran, atas upaya swadaya yang dilakukan masyarakat yang nilainya hampir 50 persen.

“Perkembangan dan pembangunan jemaat, Desa Nanga Toran luar biasa, di Dusun Rambon membangun gedung gereja secara swadaya dan aspirasi, Jemaat yang seperti ini kita dukung, sudah memulai membangun secara mandiri terlebih dahulu, kita yang lain tinggal menambahkan, melengkapi saja,” tambahnya.

Terry berharap 2019 dapat diundang kembali untuk meresmikan bangunan gereja yang baru. Dan ia juga harapkan jemaatnya akan lebih bersemangat dalam beribadah,” harap Terry.

Pada kesempatan ini, Kepala Desa Nanga Toran, A. Belong menyampaikan gambaran kondisi desa yang ia pimpin.

“Ada beberapa persoalan yang masih sangat kami rasa cukup signifikan kami perlukan di sini,” kata Belong. “kebutuhan akan air bersih, listrik, dan tempat pelayanan kesehatan,” katanya lagi.

Dalam aspek keagamaan, desa ini telah memiliki sejumlah tempat ibadah. Ada 4 gereja dan 2 buah bangunan masjid. terkhusus jemaat GKE mengalami perkembangan sangatbpesat, dari tahun 1972 ada 22 kepala keluarga jemaat, menjadi 68 kepala keluarga dari 267 kepala keluarga yang ada di Nanga Toran.

“segala pembangunan sudah diupayakan pembangunan melalui anggatan dana desa (ADD) dan aspirasi anggota dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD),” terang Belong. “Bahkan kami membarter kerja pada hari-hari tertentu dengan perusahaan sawit yang ada di dekat desa untuk mengumpulkan dana,” ungkapnya lagi.

“Kami sudah swadaya dan gotong royong. Hanya saja belum cukup, mohon campur tangan pemda dalam urusan ini,” kata Belong menutup sambutannya. (Hms)