CoLUPSIA Gelar Lokakarya Tata Guna Lahan Di Kapuas Hulu

oleh
oleh

Collaborative Land Use Planning And Sustainable Institutional Arrangements (CoLUPSIA) menggelar lokakarya tata guna lahan yang ada di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu. Kegiatan tersebut dihadiri sekitar 78 orang yang terdiri dari instansi terkait, dan sejumlah Kepala Desa dan pihak kecamatan yang termasuk dalam kawasan pilot CoLUPSIA. Dan di buka lansung oleh Suparman Kepala BAPPEDA Kapuas Hulu, di Aula Kantor BAPPEDA Kapuas Hulu, Kamis (11/10). <p>Menurut Yves Laumonier Ketua Proyek CoLUSIA, bahwa study tata guna lahan kalaboratif  (Collaborative Land Use Planning-CoLUPSIA) telah melaksanakan berbagai kegaitan di Kabupaten Kapuas Hulu sejak Tahun 2010 yang berkenaan dengan perencanaan dan pengelolaan kawasan hutan. Proyek tersebut atas kerjasama antara CIRAD France (Agriculture Research and Development), CIFOR (Center For International Forestry Research), TELAPAK, HuMa dan Riak Bumi yang didukung oleh Uni Eropa meliputi dua lokasi kerja yaitu Kabupaten Kapuas Hulu dan Kabupaten Maluku Tengah yang akan berjalan selama 4 (empat) Tahun.</p> <p> </p> <p>“ Data-data yang dihasilkan dalam study ini bisa menjadi bahan rujukan utama Pemerintah, perusahaan dan masyarakat dalam perencaaan pengelolaan lahan di Kabupaten sehingga bisa membantu memperbaiki mata pencarian masyarakat di Kabupaten Kapuas Hulu ,” jelasnya.</p> <p>Bahkan menurut Laumonier bahwa dari survey sosial ekonomi yang dilakukan di 20 Desa di Kabupaten Kapuas Hulu, rata-rata penggunaan lahan olah masyarakat per-rumah tangganya adalah untuk berladang seluas satu hektar, sawah seluas 0,6 hektar, kebun seluas 2,25 hektar yang mayoritas ditanami pohon karet.</p> <p> </p> <p>“ Kepastian lahan dalam temuan diskusi kelompok fokus mennunjukan persepsi masyarakat terhadap akses lahan yang masih tersedia mengalami penurunan karena beragam tekanan seperti melemahnya kelembagaan masyarakat, pertambahan penduduk dan persaingan penggunaan lahan, oleh karenanya kerjasama dengan pemeritah dan para  pihak lainnya merupakan syarat penting untuk mendukuung tata guna lahan kolaboratif,” tuturnya.</p> <p> </p> <p style="text-align: justify;">Sementara itu, Kepala BAPPEDA Kabupaten Kapuas Hulu, Suparman mengatakan bahwa mengatakan bahwa salah satu yang sangat penting sebelum perencanaan yaitu pengumpulan data yang akurat, dengan demikian dengan data yang dimiliki dan perencanaan yang baik maka keberhasilan pembangunan juga akan lebih baik. “ Data merupakan bahan baku utama dalam merencanakan sesuatu, untuk itu data yang dihasilkan CoLUPSIA sangat membantu Pemerintah Kabupaten Kapuas Huludalam merancang penatagunaan hutan kedepannya. “ kata Suparman saat membuka kegiatan itu. <strong>(Timo)</strong></p>