Dekan: Antisipasi Inflasi Di Kalbar

oleh
oleh

Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura Pontianak Jamaliah SE MSc meminta Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat mengantisipasi lebih lanjut terkait tingginya angka inflasi di Pontianak tahun 2010 yang mencapai angka 8,52 persen. <p style="text-align: justify;"><br />"Perlu antisipasi dan langkah selanjutnya untuk menekan inflasi mendatang," kata Jamaliah setelah paparan Berita Resmi Statistik BPS Kalbar di Pontianak, Selasa (04/01/2011). <br /><br />Menurut dia, dari angka inflasi bulan-bulan sebelumnya, sudah terlihat di periode mana terjadi kenaikan tertinggi. <br /><br />"Antisipasi tidak cukup satu atau dua bulan saja. Tim Pengendali Inflasi Daerah juga harus lebih efektif sehingga kegiatan bulanan statistik bukan sekedar aktivitas rutin," kata Jamaliah. <br /><br />Kepala BPS Kalbar Iskandar Zulkarnain mengatakan, inflasi di Pontianak pada Desember sebesar 0,9 persen. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibanding November yakni 0,29 persen. <br /><br />Iskandar Zulkarnain menambahkan, kenaikan inflasi di tahun 2010 mulai dirasakan sejak Juli lalu. "Bahkan pada Juli inflasi mencapai 2,89 persen," kata dia. <br /><br />Ia memperkirakan bahwa kondisi itu bertepatan dengan dimulainya tahun ajaran baru. <br /><br />Sedangkan dari Bank Indonesia Pontianak memperkirakan adanya pihak tertentu yang mengambil keuntungan dari perilaku konsumen dan kebijakan pemerintah seperti Hari Idul Fitri dan pembagian beras keluarga miskin. <br /><br />Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kalbar M Yusuf mengatakan, perlu dilakukan pemberdayaan potensi lokal untuk mengurangi ketergantungan Kalbar dari daerah luar. <br /><br />"Ada sesuatu, bayangkan saja tahun 2009 inflasi di kisaran 4,9 persen. Sekarang, sudah 8,52 persen," kata M Yusuf. <br /><br />Berdasarkan data BPS Kalbar, inflasi yang terjadi pada Desember 2010 dipengaruhi kenaikan di enam kelompok pengeluaran dan penurunan di satu kelompok pengeluaran. <br /><br />Enam kelompok yang naik yakni bahan makanan naik 1,95 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,5 persen; sandang 0,22 persen; kesehatan 0,37 persen; pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,07 persen; transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 1,8 persen. <br /><br />Sedangkan yang mengalami penurunan indeks yakni perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,02 persen. <br /><br />Inflasi Kota Pontianak menempati peringkat 38 dari 66 kota di seluruh Indonesia. <br /><br />Menurut Iskandar Zulkarnain, Kota Pontianak menjadi cerminan inflasi di Kalbar. <strong>(phs/Ant)</strong></p>