Dinas Pendidikan Balangan Mengusulkan Penutupan Enam Sekolah

oleh
oleh

Dinas Pendidikan Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, mengusulkan penutupan enam buah Sekolah Dasar Negeri di dua Kecamatan terkait aktifitas tambang batu bara. <p style="text-align: justify;">Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Balangan Edy Yulianto di Paringin, Selasa mengatakan penutupan enam buah sekolah dasar tersebut belum disetujui namun masih dalam tahap usulan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Balangan.<br /><br />"Aktifitas tambang yang makin dekat dengan sekolah membuat konsentrasi siswa terganggu, belum lagi masalah debu tambang yang bisa mengganggu kesehatan siswa, serta jumlah siswa yang semakin berkurang menjadi beberapa alasan usulan tersebut," katanya.<br /><br />Penutupan sekolah, kata dia, tidak akan dilakukan sekaligus, melainkan secara bertahap dan paling cepat dilakukan tepat saat pergantian tahun ajaran baru 2015 mendatang, agar proses administrasi para siswa lebih mudah.<br /><br />"Sekolah tidak akan kita tutup secara serentak, melainkan bertahap dari yang kondisinya dinilai dengan jumlah siswa paling sedikit, seperti Sekolah Dasar Negeri Bata yang muridnya hanya enam orang dan Sekolah Dasar Negeri Sirap 3 Wonorejo dengan 12 orang siswa," jelasnya.<br /><br />Kepala Bidang Pendidikan Dasar Abdul Basyid membenarkan terkait wacana penutupan enam buah sekolah itu yang berdasarkan hasil survei dan pengkajian yang dilakukan tim penutupan sekolah.<br /><br />Diutarakan Basyid, berdasarkan hasil survei dan pengkajian yang dilakukan tim penutupan sekolah, enam sekolah itu sudah tidak memenuhi syarat pendirian satuan pendidikan dengan beberapa alasan yang membuat tim akhirnya terpaksa harus menutup enam sekolah tersebut.<br /><br />"Dalam menutup sekolah ini, setidaknya ada tujuh dasar pendidikan yang kita sertakan, di antaranya Permendikbud nomor 36 tahun 2014 tentang pedoman, pendirian, perubahan, penutupan satuan pendidikan dasar dan menengah," ujarnya.<br /><br />Basyid menegaskan, penutupan sekolah tetap mempertimbangkan nasib siswa, terutama siswa kelas akhir yang akan menghadapi ujian nasional, sehingga penutupan tersebut akan melalui tahapan-tahapan.<br /><br />"Jangan sampai persiapan kelulusan mereka terganggu sehingga menyebabkan hal yang paling dihindari yaitu ada siswa yang putus sekolah, apalagi karena alasan sekolahnya ditutup," tegasnya.<br /><br />Basyid menguraikan, ada dua opsi yang akan mereka tawarkan ke PT Adaro Indonesia selaku pihak yang berkepentingan di atas lahan enam buah sekolah tersebut, yaitu tukar guling atau memperbaiki sekolah yang paling banyak menjadi rujukan siswa yang sekolahnya akan ditutup.<br /><br />"Kalau sekolah tempat siswa pindah memungkinkan, kemungkinan tidak ada pendirian unit sekolah baru, hanya penambahan maupun perbaikan di sekolah tujuan," tukasnya.<br /><br />Disinggung mengenai nasib tenaga pengajar dan pegawai di enam sekolah itu, Basyid mengungkapkan bahwa hal itu akan dibahas lebih lanjut. (das/ant)</p>