Dinkes Imbau Masyarakat Pontianak Tetap Waspadai DBD

oleh
oleh

Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, mengimbau masyarakat kota itu untuk tetap waspada terhadap ancaman penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti. <p style="text-align: justify;">"Apalagi sekarang musim cuaca ekstrem, kadang panas lalu hujan sehingga sangat cocok untuk perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti," kata Kepala Dinkes Kota Pontianak Multi Junto Batarendro di Pontianak, Rabu.<br /><br />Bentuk kewaspadaan tersebut seperti membudayakan 3 M, yakni menutup tempat penampungan air, menguras, dan mengubur barang-barang yang bisa menjadi sarang nyamuk.<br /><br />"Selain itu kami juga mengoptimalkan fogging atau pengasapan untuk membunuh induk nyamuk Aedes Aegypti dua kali setahun. Kalau ada kasus DBD langsung dilakukan pengasapan di lokasi kasus itu," katanya.<br /><br />Dinkes Kota Pontianak juga secara cepat melakukan fogging sebelum masa penularan (SMP) dalam mencegah penyebaran nyamuk Aedes Aegypti.<br /><br />Data Dinkes Kota Pontianak, mencatat ada 60 alat fogging yang tersebar di 30 Puskesmas yang ada di kota itu.<br /><br />"Masing-masing Puskesmas ditempatkan dua alat fogging, masyarakat tinggal melaporkan ke Puskesmas terdekat kalau ditemukan kasus DBD agar cepat dilakukan fogging," kata Multi.<br /><br />Menurut dia, hingga minggu ke-13 tahun 2011 baru tercatat lima kasus DBD. "Mudah-mudahan tahun ini kasus DBD tidak sampai 10 kasus," ujarnya.<br /><br />Kota Pontianak tahun 2009 telah dinyatakan mengalami kejadian luar biasa (KLB) DBD, tahun 2009 dengan 3.187 kasus, sebanyak 62 orang meninggal tahun 2005 sebanyak 450 kasus, meninggal enam pasien, tahun 2006 sebanyak 1.288 kasus, meninggal 16 pasien, tahun 2007 sebanyak 121 kasus, meninggal tiga pasien, tahun 2008 sebanyak 282 kasus, meninggal 20 pasien.<br /><br />Pemkot Pontianak cukup serius dalam menekan penyakit DBD akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Tahun 2010 telah dianggarkan sekitar Rp2 miliar atau jauh meningkat dibanding tahun 2009 sebesar Rp300 juta.<br /><br />Tahun 2010, dari 70 kasus dua orang diantaranya meninggal, satu kasus di Kecamatan Pontianak, Utara dan Timur. <strong>(phs/Ant)</strong></p>