Disperindagkop Ajak Masyarakat Perbatasan Gunakan Produk Indonesia

oleh
oleh

Dinas Perindusrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Provinsi Kalimantan Timur mengajak masyarakat perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabupaten Nunukan untuk menggunakan produk dalam negeri. <p style="text-align: justify;">Menurut Bidang Perindustrian Dipsperindagkop dan UMKM Provinsi Kalimantan Timur, Atikah, S.E., di Nunukan, Kamis, sebenarnya produksi dalam negeri tidak kalah baik daripada produksi luar negeri, khususnya dari Malaysia.<br /><br />Meskipun dia mengakui bahwa banjirnya pemakaian produk luar negeri di Kabupaten Nunukan ini karena masyarakat setempat kesulitan mendapatkan produk dalam negeri dibandingkan dengan produk Malaysia.<br /><br />Hal itu, lanjut dia, berkaitan dengan kemudahan mendapatkannya dan harga produk Malaysia lebih murah. Tak pelak, masyarakat lebih menyenangi produk Malaysia.<br /><br />Disperindagkop dan UMKM Kalimantan Timur juga menyadari maraknya penggunaan produk luar negeri selama ini sebagai dampak krisis ekonomi di Indonesia yang mendorong berkurangnya produk dalam negeri beredar di pasar dalam negeri, kata Atikah pada sosialisasi cinta produk Indonesia di Nunukan.<br /><br />Selain itu, dia juga mengatakan bahwa permasalahan yang dialami sehingga masyarakat lebih menyenangi produk luar negeri adalah lemahnya kemampuan produksi dalam negeri bersaing dengan produk impor. Dengan demikian, arus masuknya barang impor sulit dibendung.<br /><br />Derasnya arus barang impor, bukan hanya faktor kualitas dan harga, melainkan budaya "import minded" yang sulit dikendalikan. Ditambah pula, masyarakat belum mendapatkan informasi optimal soal produksi dalam negeri.<br /><br />Atikah berpendapat perlu menumbuhkan kemandirian dan indetitas bangsa, peningkatan citra positif produk dalam negeri, mengubah persepsi yang terlanjur tertanam dalam benak masyarakat, dan iklim usaha harus kondusif.<br /><br />"Supaya masyarakat lebih menyukai produk dalam negeri, perlu sosialisasi yang optimal secara pelan-pelan mengubah pesepsi masyarakat di wilayah perbatasan," ujarnya.<br /><br />Bentuk sosialisasi yang intensif sangat dibutuhkan, baik melalui media massa maupun cara lainnya, yang arahnya menyadarkan masyarakat mencintai produksi negerinya sendiri.<br /><br />Di samping itu, kata Atikah, pemerintah bersama dunia usaha perlu mendukung terbentuknya suatu budaya atau perilaku masyarakat untuk selalu menggunakan produksi dalam negeri melalui pemberian pemahaman dengan menyentuh hatinya.<br /><br />Ia memandang perlu penanaman sikap nasionalisme plus pemberlakuan penetapan tarif secara gradual guna menghambat atau membatasi derasnya barang impor. (phs/Ant)<br /><br /><br />"Hanya dengan cara semacam itulah, arus barang impor bisa ditekan," katanya menegaskan.<br /><br />Akan tetapi, dengan membiarkan produk impor masuk tanpa kendali akibat pemberlakuan pasar bebas untuk bersaing dengan produk dalam negeri, menurut dia, suatu hal yang sangat mustahil. <strong>(phs/Ant)</strong></p>