DPRD Pasok Rp27 Miliar Ke Bank Kalteng

oleh
oleh

Kalangan anggota DPRD Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) kembali memasok anggaran sebesar Rp27 miliar ke Bank Pembangunan Kalteng. <p style="text-align: justify;">"Hal itu untuk mewujudkan kebijakan bank regional champion (BRC) yang dicanangkan Wakil Presiden Boediono beberapa waktu lalu," kata Ketua Komisi A DPRD Kalteng Freddy Ering, di Palangka Raya, Selasa.<br /><br />Berdasarkan kebijakan BRC tersebut, setiap bank di daerah wajib memiliki dana sekitar Rp1 triliun, sehingga Bank Kalteng yang dananya berkisar Rp300 miliar, masih membutuhkan sekitar Rp700 miliar lebih.<br /><br />Ia mengatakan pada 2012 pemerintah provinsi sudah menganggarkan dan memberi penyertaan modal sebesar Rp13 miliar, dan di APBD Perubahan sekarang rencananya ditambah lagi sekitar Rp27 miliar.<br /><br />"Karena itu, kami melakukan rapat dengar pendapat dengan jajaran direksi Bank Pembangunan Kalteng," ucapnya.<br /><br />Ia menjelaskan, penambahan Rp27 miliar tersebut berdasarkan rapat umum pemegang saham (RUPS) di tahun 2008. Setiap pemegang saham perlu menambah saham hingga mencapai Rp500 miliar agar dapat dipergunakan Bank Kalteng.<br /><br />Namun, dengan adanya kebijakan BRC tersebut, maka para pemegang saham harus menambah modal hingga mencapai Rp1 triliun, sebab bila ingin bank lokal bisa berbicara banyak harus mempunyai modal banyak.<br /><br />"Sehingga dibutuhkan sekitar 10 tahun lagi untuk memenuhinya. Jadi pekerjaan sekarang bukan sekedar memenuhi RUPS, tapi kebijakan BRC itu," tambahnya.<br /><br />Selain itu, lanjutnya, dari penjelasan yang disampaikan Direktur Bank Kalteng dalam pertemuan pada beberapa waktu lalu ada indikator-indikator keberhasilan dan perkembangan pengelolaannya, yakni mulai dari kinerja, penambahan aset, dan kredit.<br /><br />Dari segi kesehatan Bank tergasuk kategori sehat yang dibuktikan dari ‘rating’ (pemeringkatan) yang dilakukan Majalah Info Bank. Bahkan, Bank Kalteng mendapatkan laporan wajar tanpa pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) perwakilan Kalteng.<br /><br />"Hanya saja, kelemahan Bank Kalteng saat ini pelayanan costumer service terhadap para pelanggan, dan minimnya kredit kepada para pelaku usaha kecil dan menengah, sebab selama ini kreditnya masih mendominasi kebutuhan pokok, bukan produktif, dan hal itu harus diperbaiki secara serius oleh Bank Kalteng," tambahnya. <strong>(phs/Ant)</strong></p>