DPRD: Terminal Ngabang Jangan Digabung Dengan Pasar

oleh
oleh

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, Klemen Apui berharap terminal Kota Ngabang tidak digabung dengan pasar. <p style="text-align: justify;">"Kalau memang pasar tradisional yang merupakan proyek bersumber dana dari Kementerian Perdagangan RI, dibangun di komplek terminal akan semakin sempit. Jadi kita harap jangan digabung antara terminal dan pasar," kata Klemen Apui di Ngabang, Sabtu.<br /><br />Dia mengatakan, pemerintah daerah setempat harus memikirkan jangka panjang dengan meningkatnya kendaraan.<br /><br />Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Landak Ignatius Yohanes mengatakan, dua tahun terakhir pihaknya sudah mengajukan anggaran untuk penyediaan lahan terminal Kota Ngabang tapi anggaran belum direalisasikan.<br /><br />"Karena kalau kita lihat terminal yang ada saat ini masih campur-aduk dengan kendaraan barang. Jadi memang kita dua tahun lalu sudah mengajukan anggaran untuk penyediaan terminal. Memang APBD kita masih minim, tapi kita harap dukungan dari DPRD untuk memikirkan masalah ini," kata Ignatius Yohanes.<br /><br />Menurut dia, terminal Ngabang yang ada saat ini, jika semua kendaraan umum masuk ke terminal bis, tentu akan sempit. Terminal bis Ngabang yang ada sekarang kondisinya memprihatinkan.<br /><br />"Belum lagi ditambah mobil barang yang masuk ke terminal. Maka kita mengajukan penyediaan lahan terminal. Tapi sampai sekarang belum ada jawaban. Mungkin saja akhir ini anggaran yang tersedia di Pemkab Landak lebih banyak tersedot kepada kegiatan lain. Kita memahami hal itu," kata Yohanes.<br /><br />Menurut dia, lokasi terminal yang sangat strategis adalah KM II Ngabang dan memang lahan yang beberapa tahun silam akan dijadikan terminal dan masih terkendala hukum, tetapi dari pihak pemilik lahan sudah pernah menghubungi dan siap menyerahkan. Namun, hingga saat ini Pemkab Landak belum berani karena kasus hukumnya belum selesai.<br /><br />"Memang lokasi di KM II tersebut sangat strategis untuk dibangun terminal. Atau masih ada lokasi yang juga bisa digunakan, yaitu di sepanjang jalan KM III, depan simpang jalan stadion olah raga Landak hingga KM VI," kata Yohanes.<br /><br />Ia menilai, kawasan tersebut masih cocok untuk terminal. Apalagi kalau membangun terminal tidak jauh dengan pasar atau pusat kota. Namun diakui memang seharusnya kendaraan penumpang umum yang melewati Kota Ngabang harus masuk terlebih dahulu ke terminal bis Ngabang.<br /><br />"Setelah kami evaluasi, ternyata tidak semua bis mau singgah ke terminal bis Ngabang. Padahal kita sudah mengarahkan agar semua bis yang melalui Kota Ngabang masuk dulu ke terminal bis," ujar Yohanes.<br /><br />Ia mengatakan, memang tidak bisa memaksakan kendaraan penumpang umum yang melewati Kota Ngabang untuk singgah ke terminal bis dan ditarik retribusi. Para sopir bis terkadang rugi karena tidak ada penumpang.<br /><br />"Tapi kita bersyukur bila bis tujuan Pontianak-Ngabang memang masuk ke terminal bis Ngabang dan kita tarik retribusinya. Tapi bus yang hanya melalui Kota Ngabang, kadang-kadang sopir tidak mau singgah ke terminal. Sopir beralasan ingin mengejar waktu," kata Yohanes. <strong>(phs/Ant)</strong></p>