Dua Dusun Di Kotabaru Belum Tersentuh Pendidikan

oleh
oleh

Dua dusun, Mahinding dan Cantung Kiri Hulu di Kecamatan Hampang, Kotabaru, Kalimantan Selatan, sampai sekarang belum tersentuh dunia pendidikan, karena belum terbukanya jalan menuju lokasi permukiman warga lokal di dua dusun itu. <p style="text-align: justify;">Akibatnya, ratusan warga dan anak-anak di Dusun Mahinding, Desa Muara Ore dan Dusun Cantung Kiri Hulu, Desa Limbur, Kecamatan Hampang tersebut belum mampu membaca dan menulis. <br /><br />Kepala Dinas Pendidikan Kotabaru, H Rairajuni, Senin (10/01/2011), mengatakan, banyak faktor yang menyebabkan kenapa dunia pendidikan belum menyentuh mereka yang tinggal di daerah pegunungan Meratus tersebut. <br /><br />Di antaranya, faktor geografis, dimana belum ada akses jalan yang terbuka, meskipun hanya jalan setapak untuk menuju lokasi Dusun Cantung Kiri Hulu. <br /><br />"Sehingga wajar saja jika 16 kepala keluarga dan anak-anak mereka yang bermukim di dusun yang berbatasan dengan Kabupaten Banjar tersebut tidak pernah mengenyam dunia pendidikan," terang Rairajuni. <br /><br />Dia mengatakan, Dusun Cantung Kiri Hulu hanya bisa ditempu dengan jalan kaki dengan waktu berjam-jam dari desa induk yakni, Desa Limbur, sedangkan Desa Limbur baru dapat ditempuh dengan jalan kaki sekitar 12 jam dari desa terdekat atau Hampang. <br /><br />Sementara Dusun Mahinding yang berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Selatan dapat ditempuh dengan kendaraan, namun kendaraan khusus yang dapat naik dan turun gunung yang tinggi dan terjal. <br /><br />"Tenaga guru yang kami tugaskan membina warga di dusun Mahinding tidak tahan, karena medannya untuk menuju lokasi terlalu berat," kata Kepala Dinas Pendidikan seraya mengatakan, Dusun Mahinding dapat ditempuh dengan waktu minimal 3 jam dengan kendaran roda dua khusus. <br /><br />Bahkan mereka sering terjatuh dari kendaraan, karena medannya naik turun terlalu terjal. <br /><br />Karena itulah, kata Rairajuni, ia hanya mampu bertahan beberapa hari saja di Dusun Mahinding. <br /><br />Menurut Dia, untuk membebaskan agar mereka terbebas dari buta aksara, terutama anak-anak yang masih usia sekolah, Dinas Pendidikan berencana merekrut konsultan/tutor yang bertugas untuk membimbing mereka agar bisa membaca dan menulis. <br /><br />"Karena tidak mungkin kita akan membangun sekolah kecil di dusun tersebut, karena syarat untuk membangun sekolah kecil muridnya minimal 60 orang," terangnya. <br /><br />Untuk itu, hanya diperlukan tutor atau guru yang ditugaskan khusus untuk menuntun mereka mampu membaca dan menulis.<strong> (phs/Ant)</strong></p>