Dusun Sungai Nangka, Krisis Air Bersih

oleh
oleh
Ilustrasi

MELAWI, KN – Dimusim kemarau saat ini banyak sekali desa yang belum memeliki sumber air bersih terpaksa harus mengkonsumsi air sungai yang tentunya belum diketahui kadar higenisnya.

Hal itu terpaksa dilakukan karena terjadinya kekeringan pada sumur-sumur warga. Satu diantaranya di daerah Desa Domet Permai khususnya Dusun Sungai Nangka berada di wilayah perhuluan sungai Melawi yang masuk wilayah Kecamatan Ella Hilir. Di Desa tersebut, warga merasa kesulitan mendapatkan air bersih untuk digunakan sebagai kebutuhan sehari-hari.
Eko Rudiansyah, tokoh pemuda Dusun Sungai Nangka mengatakan, peerumahan warga berada di pesisir sungai Melawi. Saat ini warga hanya bisa mengandalkan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari, karena sumur air bersih yang diandalkan sudah banyak mengalami kekeringan.

“Mau tidak mau mengandalkan air sungai. Meskipun kami tidak tau tingkat kehegenisan air sungai tersebut. Karena sudah tidak ada alternatif lain bagi kami. Air sungailah yang bisa diandalkan. Sementara untuk air minum warga harus beerjalan menuju Sungai Nuak yang jaraknya kurang lebih 7 kilometer,” katanya saat ditemui di Nanga Pinoh, Selasa (13/8).
Lebih lanjut pria yang juga dosen di STKIP Melawi itu mengatakan, masyarakat mengangkut air bersih dari Sungai Nuak menggunakan motor, karena jaraknya jauh. Sementara jika ingin membuat pipanisasi secara pribadi, karena jaraknya jauh maka harus mengeluarkan biaya cukup besar.

Sementara air sungai Melawi tidak bisa digunakan sebagai air minum, karena keruh dan kotor
Eko berharap pihak pemerintah, baik pemerintah Kabupaten maupun dari Pemerintah Desa bisa membuat proyek pipanisasi air bersih ke Dusun ini. Jikapun tidak bisa menggunakan air PDAM, pemerintah bisa membuatkan pipanisasi untuk Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) .

“Kami minta dengan pemerintah bisa segera membuat proyek atau pipanisasi air bersih ke kampungnya. Kita berharap ini bisa direalisasi Pemkab. Kita sering mengajukan ke desa, namun memang tidak ada perhatian. Padahal itu kebutuhan pokok masyarakat,” bebernya. (ED)