Ekspor Kalbar November 2015 Turun 50,19 Persen

oleh
oleh

Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Barat mengungkapkan nilai ekspor di provinsi itu sepanjang November 2015 mengalami penurunan 50,19 persen dibandingkan Oktober. <p style="text-align: justify;"><br />Kepala BPS Kalbar, Badar di Pontianak, Selasa mengatakan, nilai ekspor Kalbar bulan Oktober sebesar 50,95 juta dolar AS turun menjadi 25,38 juta dolar AS pada November.<br /><br />"Ekspor Kalbar sepanjang November masih didominasi oleh karet, kayu, dan bahan kimia anorganik, ketiganya menyumbang sebesar 91,94 persen dari total ekspor Kalbar," katanya.<br /><br />Negara tujuan utama ekspor Kalbar, yakni Korea Selatan, Tiongkok dan Jepang, masing-masing sebesar 9,62 juta dolar AS; 4,50 juta dolar AS; dan 4,40 juta dolar AS dengan kontribusi sebesar 72,92 persen dari total nilai ekspor Kalbar.<br /><br />Selain itu, tujuan ekspor Kalbar juga masih didominasi negara Asia dengan kontribusi sebesar 87,02 persen, ke negara lainnya, seperti Argentina, AS, dan Slovenia sebesar 5,18 persen, dan sebesar 7,80 persen ke negara lainnya.<br /><br />Sementara itu, nilai impor Kalbar sepanjang November 2015 juga mengalami penurunan sebesar 11,03 persen, yakni dari 30,47 juta dolar AS turun menjadi 27,11 juta dolar AS, kata Badar.<br /><br />Bahan bakar mineral, mesin-mesin pesawat, dan mesin peralatan listrik adalah ketiga golongan barang penyumbang impor terbesar di Kalbar sepanjang November, masing-masing menyumbang sebesar 22,90 persen; 20,00 persen, dan 19,50 persen.<br /><br />"Ketiganya menyumbang sebesar 62,50 persen atau senilai 16,94 juta dolar AS," ujarnya.<br /><br />Kemudian, Tiongkok, Singapura dan Malaysia merupakan negara Asia pemasok impor terbesar di Kalbar dengan nilai 25,56 juta dolar AS atau 94,34 persen dari total impor Kalbar, kata Kepala BPS Kalbar.<br /><br />Selain itu, sebagian besar impor Kalbar juga berasal dari Asia sebesar 26,84 juta dolar AS atau sekitar 98,99 persen, kemudian dari negara lainnya, seperti AS, Australia, dan Perancis sebesar 0,92 persen, serta 0,09 persen dari negara lainnya, kata Badar. (das/ant)</p>