Gara-Gara Hal Spele, Tega Habisi Nyawa Istri

oleh
oleh

Hanya karena hal spele, Vensensius Ensingga(47) warga Dusun Bran RT01/I Desa Karya Jaya Bakti Kelam Permai Kabupaten Sintang tega menghabisi nyawa istrinya, Sari Veronika Kelinty(40) didalam sungai dulang tempat biasa mereka mandi. <p style="text-align: justify;">Sari Veronika Kelinty ditemukan oleh oleh warga dalam kondisi tidak bernyawa lagi pada selasa(14/05/2013) sekitar pukul 15.30 Wib didalam sungai dulang wilayah perkebunan Karet milik korban sekitar tiga kilometer dari permungkiman masyarakat dalam kondisi korban telungkup didalam air.<br /><br />Vensensius Ensingga mengaku menghabisi nyawa istrinya dengan cara menghempaskan korban kedalam air dan saat menghempaskan korban ternyata didalam air terdapat kayu sehingga membentur kepala korban, “saya tidak ada niat untuk membunuhnya, saya hanya ingin memberikan dia pelajaran kepadanya supaya jera, tapi tak disangka didalam air itu ada sebuah kayu. <br /><br />Saat saya menghempaskannya kedalam air itu lah kepalanya membentur kayu, “tutur tersangka kepada sejumlah Wartawan saat ditemui diruang Sat Reskrim Polres Sintang, Kamis(16/05/2013).<br />Diterangkan tersangka bahwa cronologis awal terjadinya pembunuhan tersebut menurutnya hanya karena tersangka tidak membawa air minum pulang kerumah. <br /><br />Biasanya setiap pagi saya selalu pergi kekebun untuk melihat perangkap tupai, namun karena tidak ada yang dapat saya putuskan pulang. Karena capek saya juga tidak membawa air minum pulang kerumah dan setibanya dirumah istri saya sedang beres-beres dirumah. Setelah istirahat beberapa saat saya memutuskan kembali kekebun. Saat saya sedang istirahat tiba-tiba istri saya muncul dan marah-marah kepada saya dengan alasan karena tidak membawa air minum pulang tadi pagi dan kami sempat adu mulut sampai istri saya menendang badan saya.<br /><br />Meskipun demikian, lanjut Vinsensius, saya tetap diam, namun dia makin menjadi-jadi sehingga emosi saya juga muncul dan akhirnya kami bergumul diluar pondok sampai dekat sungai, saat bergumul, istri saya masukkan kesungai dan saya hempaskan kedalam sungai sebanyak tiga kali, tapi setelah itu istri saya tidak bergerak lagi karena kepalanya terhempas kekayu didalam air. Setelah itu langsung saya tinggalkan, jelasnya.<br /><br />Vinsensius juga mengatakan dalam kondisi istrinya tidak bernyawa lagi, langsung ditinggal pergi. Untuk menutupi aksi pembunuhan tersebut, ia memperagakan seperti sinetron yang ada ditelevisi dengan cara ia kembali kekebun setelah peristiwa tersebut dan berpura-pura menangis dengan suara keras sehingga warga sekitar mendengarkan tangisan tersangka dan warga pun datang untuk melihat lebih dekat apa yang terjadi<br />“saat saya menangis itu lah saudara Eman dan Asau datang mendekati lokasi dan langsung mendapati saya didalam sungai, dan mengangkat istri saya dari dalam air, “jelas tersangka.<br /><br />Kapolres Sintang, AKBP Oktavianus Martin Melalui Kasi Humas Polres Sintang, Iptu Rasim mengatakan bahwa dalam prose Penyelidikan pihaknya sempat mengalami kesulitan karena tersangka sempat tidak mau mengakui perbuatannya. “selama dalam pemeriksaan mulai dari jam 14.00 Wib siang, jam 3 dini hari baru mengakui bahwa dirinya yang membunuh istrinya tersebut, sebelumnya dia sempat berakting diruang pemeriksaan, “ucapnya.<br /><br />Rasim mengatakan terungkapnya pembunuhan tersebut berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Kepala Desa Karya Jaya Bakti Kelam Permai Kabupaten Sintang, Bendut yang melaporkan bahwa diderahnya telah ditemukan mayat dan dalam penemuan mayat tersebut bersama suaminya yang kini menjadi tersangka.<br /><br />“Dari laporan kepala desa karya Bakti ini lah, kita menetapkan suami korban menjadi tersangkanya. Karena dalam penemuan mayat tersebut, suami korban juga berada di TKP. Dan setelah kami melakukan pemeriksaat terhadap suami korban, akirnya suami korban mengakui perbuatannya, “ungkap Rasim.<br /><br />Atas kasus pembunuhan tersebut, tersangka Vinsensius, dijerat pasal 338 KUHP dengan ancaman Hukuman 15 tahun.<br /><br />Terpisah, Kepala Desa Karya Jaya Bakti Kelam Permai Kabupaten Sintang, Bendut mengatakan bahwa alasan dirinya melaporkan penemuan mayat tersebut kepada polisi karena kematian korban janggal, selain kepalanya melar, dibagian leher, punggung, siku dan pelipis mata juga terdapat luka bekas pukulan.<br /><br />“melihat kondisi korban, keluarga meminta agar dilakukan pemeriksaan, dan akhirnya kami memanggil bidan dari desa kebong. Dan hasil pemeriksaan bidan itu meminta supaya mayat korban dibawa keSintang untuk dilakukan Visum, atas pernyataan Bidan, keluarga korban pun setuju dan akhirnya mayat korban dibawa keSintang menggunakan kendaraan air,”ucap Bendut.<br /><br />Bendut menuturkan, setelah dilakukan pemeriksaan di RSUD Sintang, Akhirnya Pihak Rumah sakit meminta kepada kepala Desa agar segera melaporkan kejadian tersebut keaparat kepolisian Resort Sintang guna untuk menindak lanjuti kejanggalan yang ditemukan atas kematian Korban.<strong>(das/Ly)</strong></p>