Gubernur Jamin Masyarakat Daerah Tidak Ke Pontianak

oleh
oleh

Gubernur Kalimantan Barat yang juga Ketua Umum Dewan Adat Dayak, Cornelis, menjamin masyarakat di daerah tidak akan ke Kota Pontianak sehingga mengganggu kondisi keamanan dan sudah kondusif. <p style="text-align: justify;">Pernyataan Gubernur Cornelis tersebut untuk menenangkan warga Kalbar sehingga konflik antara dua kelompok di Kota Pontianak pada Rabu (14/3) siang dan Kamis (15/3) malam tidak terus berlanjut.<br /><br />"Saya ucapkan terima kasih pada aparat keamanan, baik itu Kepolisian Daerah Kalbar maupun Komando Daerah Militer XII Tanjungpura yang telah bekerja keras sehingga insiden ini tidak meluas," kata Cornelis saat memberikan keterangan pers di Pontianak, Jumat.<br /><br />Gubernur Cornelis juga mengucapkan terima kasih kepada media karena telah memberitakan kondisi yang terjadi di Kota Pontianak yang isinya "menyejukkan".<br /><br />Pada kesempatan yang sama, Gubernur Cornelis mengajak semua elemen masyarakat Kalbar untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) dan meminta kalau ada isu-isu yang sifat provokasi untuk melaporkan pada aparat keamanan agar tidak menimbulkan kepanikan.<br /><br />"Sejak tahun 1967 saya mengurus konflik di Kalbar dan itu semua memberikan pengalaman yang pahit bagi semua pihak, dan isu-isu yang memprovokasi sudah pasti terjadi. Apalagi sekarang teknologi sudah canggih seperti melalui pesan singkat (SMS) sehingga kita harus bijak menyikapinya," kata Cornelis.<br /><br />Dalam kesempatan itu, dia membantah bahwa isu yang beredar ia dan Wakil Gubernur Kalbar Christiandy Sanjaya mengungsi terkait insiden itu.<br /><br />"Isu yang beredar Pendopo Gubernuran Kalbar, Rumah Betang Panjang sudah dibakar, itu semua bohong," ujarnya lagi.<br /><br />Cornelis menyerahkan sepenuhnya penyelesaian kasus ini pada hukum. <br /><br />"Karena Panglima kita adalah hukum, jadi serahkan sepenuhnya penyelesaian permasalahan ini pada hukum," katanya.<br /><br />Gubernur Kalbar mengibaratkan dengan insiden tersebut, orang sudah pergi ke bulan, masyarakat Kalbar berkelahi terus sehingga sumber daya manusianya miskin, dan indeks pembangunan manusia (IPM) selalu rendah.<br /><br />"Kami Pemerintah Provinsi Kalbar akan melindungi semua warganya tanpa pandang bulu, baik dari segi agama, etnis maupun suku. Bahwa kita satu bangsa dan satu tanah air," ujarnya.<br /><br />Dalam insiden antara dua kelompok di Kota Pontianak pada Rabu (14/3) siang dan Kamis (15/3) malam, terdapat tiga orang mengalami luka-luka yang saat ini sedang dirawat di rumah sakit.<br /><br />"Saya minta pelaku penganiayaan diproses hukum," ujarnya.<br /><br />Sementara itu, Kepala Polda Kalbar Brigadir Jenderal (Pol) Unggung Cahyono mengatakan, sudah memerintahkan Polres Kota Pontianak melakukan penyelidikan mengungkap siapa pelaku penganiayaan terhadap tiga orang tersebut.<br /><br />Selain itu, ia menyatakan Polda Kalbar mendapat bantuan sebanyak empat satuan setingkat kompi (SSK) Brimob dari Mabes Polri, terdiri dari Pelopor Brimob Bogor dan Brimob Polda Jawa Tengah untuk menjaga keamanan di Kota Pontianak dan sekitarnya.<br /><br />Ia menjelaskan, pihaknya memang meminta bantuan tambahan personel dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) pascainsiden antara dua kelompok pada dua hari terakhir.<br /><br />"Saya tidak mau ambil risiko, sehingga meminta bantuan tambahan aparat keamanan, pascainsiden antardua kelompok kemarin," kata Unggung.<br /><br />Empat SSK Brimob atau sekitar 400 personel keamanan bantuan dari Mabes Polri itu semuanya ditugaskan di Kota Pontianak dalam rangka menjaga kamtibmas, ujarnya.<br /><br />Polda juga menyebarkan sebanyak 1.500 lembar selebaran imbauan yang isinya meminta masyarakat Kalbar tidak mudah terprovokasi. Imbauan itu disebar menggunakan helikopter di Kota Pontianak dan sekitarnya. Upaya yang sama juga dilakukan di Polres-Polres di wilayah hukum masing-masing.<br /><br />"Saya minta masyarakat mematuhi imbauan itu. Kalau tidak, tanggung sendiri risikonya," kata Gubernur Cornelis menegaskan.<br /><br />Sementara itu, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Pemuda Melayu Kalbar Firman Muntaco mendesak aparat keamanan untuk bertindak tegas dan menegakkan aturan agar tidak ada lagi insiden yang berlanjut, setelah dua kali insiden antara dua kelompok di Kota Pontianak tersebut.<br /><br />"Kami meminta aparat keamanan bertindak tegas, siapa saja atau kelompok mana saja yang membangkang dianggap perusuh," katanya.<br /><br />Menurut dia, siapapun yang membangkang, apakah dia dari kelompok Dayak atau Front Pembela Islam (FPI) harus ditangkap dan dianggap perusuh agar insiden ini tidak meluas.<br /><br />"Saya merasa sedih kenapa hal sepele tersebut hingga membuat masyarakat tidak aman dan menjadi takut," ujarnya. <strong>(phs/Ant)</strong></p>