Gubernur Kalbar: Pengusaha Cina Mundur Karena Infrastruktur

oleh
oleh

Gubernur Kalimantan Barat Cornelis mengungkapkan mundurnya perusahaan China, Hangzhou Jinjiang Group (HJG) proyek pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina (SGA) Aneka Tambang (ANTM) di Mempawah Kabupaten Pontianak senilai 1 miliar dolar AS karena terkendala infrastruktur. <p style="text-align: justify;"><br />"Ya mungkin mundur karena infrastruktur, seperti listrik dan lainnya," ungkap Gubernur Cornelis di Pontianak, Senin.<br /><br />Akan tetapi, mundurnya HJG dari China tersebut belum diketahui secara resmi oleh Pemerintah Provinsi Kalbar.<br /><br />"Saya belum tahu, belum ada kabar dari Antam tentang hal itu," kata Gubernur Cornelis.<br /><br />Sebelumnya, Hangzhou Jinjiang Group (HJG), perusahaan asal China, menyatakan mundur dari proyek pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina (SGA) Aneka Tambang (ANTM) di Kalimantan Barat dengan rencana investasi mencapai 1 miliar dolar AS.<br /><br />Dengan kemunduran tersebut, Antam akan mencari mitra baru, yang tidak tertutup kemungkinan bukan perusahaan asing, namun menguasai teknologi dalam pabrik pengolah bauksit menjadi alumina tersebut.<br /><br />Pabrik SGA akan dibangun di Mempawah, Kabupaten Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, dengan kapasitas 1 juta metric ton alumina per tahun dengan mengolah 4 juta wmt bijih bauksit. Rencananya konstruksi proyek dapat dimulai pada tahun 2011, dan operasi komersial pada tahun 2014.<br /><br />Komoditas SGA merupakan bahan baku alumunium yang dapat memenuhi kebutuhan domestik pabrik pengolahan aluminium PT Inalum. Antam memiliki porsi sebesar 49 persen dalam proyek SGA Mempawah dan sisanya HJG 51 persen (sebelum mundur), dengan opsi Antam dapat menambah kepemilikan dan menjadi mayoritas setelah pabrik beroperasi komersial selama 3 tahun.<br /><br />Selain proyek pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina (SGA) di Mempawah, pabrik yang sama pun dibangun di Tayan senilai 450 juta dolar AS. Konstruksi proyek ini dibangun oleh konsorsium PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dengan menggandeng Tsukishima Kikai Co. Ltd. dari Jepang dan PT Nusantara Energi Abadi (Nusea).<br /><br />Proyek CGA Tayan dikembangkan oleh anak perusahaan Antam, PT Indonesia Chemical Alumina (ICA), yang merupakan perusahaan patungan antara Antam dengan Showa Denko K.K. (SDK) Jepang. Antam memiliki 80 persen saham PT ICA dengan sisa kepemilikan 20 persen saham dipegang oleh SDK.<br /><br />Konstruksi proyek CGA Tayan diperkirakan akan berjalan selama 32 bulan dengan operasi komersial dimulai pada Januari 2014. Proyek CGA Tayan akan mengolah cadangan bauksit Antam untuk memproduksi 300.000 ton CGA per tahun.<strong> (phs/Ant)</strong></p>