Guru Honor Sukseskan Pendidikan Di Pedalaman

oleh
oleh

Kekurangan guru dengan status PNS tidak serta merta menjadi penyebab gagalnya pelaksanaan pendidikan. <p style="text-align: justify;">Di tengah persoalan keterbatasan kemampuan keuangan daerah dan pusat untuk melakukan pengangkatan guru PNS, guru honorer dirasakan sebagai sebuah solusi yang tepat. Seperti yang terjadi di SMPN 1 Nanga Tebidah kecamatan Kayan Hulu. <br /><br />SMP yang terletak di pusat kecamatan ini hingga saat ini hanya mempunyai 6 orang guru dengan status PN, termasuklah sang kepala sekolah. Padahal sekolah ini telah didirikan sejak 1983 lalu dan usianya telah 29 tahun. <br /><br />“Di sekolah kami ada 20 guru. Dari semua guru itu hanya 6 orang dengan status PNS. Selebihnya guru honor dan kontrak daerah,”ungkap Wasli, kepala SMPN 1 Nanga Tebidah saat ditemui di kantor Diknas Sintang belum lama ini. <br /><br />Meskipun lebih banyak guru honor nya, namun menurutnya hal itu tidak berpengaruh pada kualitas dan proses belajar mengajar. Para guru honor menurutnya tetap menjalankan tugas dan kewajibanya dengan baik. Tidak ada pula guru honor yang merasa ogah-ogahan lantaran berpikir ada guru dengan status PNS. <br /><br />“Para guru honor dan guru PNS mengajar sesuai dengan kemampuan dan bidang ilmunya. Mereka juga mampu mempertanggungjawabkan amanah yang diberikan. Jadi aya pikir tidak ada masalah,”ujarnya.<br /><br />Hanya aja menurutnya memang terdapat perbedaan penghasilan antara guru honor dan guru PNS. Namun perbedaan penghasilan itu tidak menjadi persoalan di kalangan para guru yang ada di sekolahnya. <br /><br />“Di sekolah saya yang letaknya di kecamatan saja gurunya masih kurang, jangan ditanya bagaimana sekolah yang ada di pedalaman,”ujar Wasli .<br /><br />Dikatakanya bahwa saat ini di Nanga Tebidah terdapat 7 sekolah menengah atas. Sekolah-sekolah tersebut letaknya jauh di pedalaman dan boleh dikatakan sulit di jangkau. Apalagi dalam kondisi air sungai surut seperti ini. <br /><br />Sebab sebagian besar SMP yang ada di Nanga Tebidah hanya bisa ditempuh melalui jalur air. Seperti SMP 6 Nanga Tebidah yang terletak di desa Masau, kemudian SMP 7 Nanga Tebidah yang terletak di desa Nanga Lar. <br /><br />Untuk menuju dua sekolah tersebut, hanya bisa dilakukan melalui jalur air dan diperlukan BBM yang jumlahnya mencapai puluhan liter. <br /><br />“Di sekolah-sekolah itu bisa dipastikan lebih banyak guru honor daripada guru PN. Kecuali di SMP 3 di Lintang Tambuk yang saat ini memiliki 9 orang guru dengan status PNS. Itu karena sekolah itu baru, jadi memang gurunya dilengkapkan. Walaupun jumlah lokal belajar baru 3,”ujarnya. <br /><br />Diyakini Wasli, keberadaan guru honor khususnya di daerah pedalaman terbukti membantu pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan. <strong>(ast)</strong&gt;</p>