Harga Batubara Anjlok Pengusaha Terpukul

oleh
oleh

Sejumlah pengusaha tambang batubara di wilayah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah terpukul karena dalam sebulan terakhir harga emas hitam di pasaran internasional anjlok berkisar Rp240.000 per ton, padahal sebelumnya mencapai Rp450 ribu/ton. <p style="text-align: justify;">"Saat ini sejumlah perusahaan pertambangan di daerah ini telah menyampaikan keluhan kepada kami terkait anjloknya harga batu bara tersebut," kata Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan pada Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Barito Utara, SD Aritonang di Muara Teweh, Sabtu.<br /><br />Menurut Aritonang, turunnya harga batubara tersebut membuat perusahaan mengurangi biaya operasional karena biaya operasional pada harga normal sekitar Rp280 ribu/ton sehingga pengusaha mengalami kerugian Rp40 ribu/ton.Itu belum termasuk biaya tak terduga.<br /><br />saat ini perusahaan hanya membayar gaji pokok, sedangkan uang lembur karyawan ditiadakan.<br /><br />"Bila harga tidak mengalami perubahan beberapa bulan ke depan atau awal tahun, maka bisa dipastikan seluruh kegiatan pertambangan dan investor terancam melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK)," katanya.<br /><br />Dia mengatakan, kondisi ini jelas tak bisa dihindarkan karena perusahaan tak mau mengalami kerugian yang lebih besar lagi. Jalan satu satunya adalah dengan cara merumahkan seluruh karyawan.<br /><br />Saat ini pekerja di sektor pertambangan di Kabupaten Barito Utara sekitar dua ribu karyawan, sehingga anjloknya harga batu bara itu akan berdampak pada tingkat pengangguran di daerah ini.<br /><br />"Dampak tersebut pemerintah harus mencarikan solusi agar tidak terjadi pemutusan hubungan kerja secara massal. Salah satunya berperan serta agar harga batu bara di pasaran bisa normal kembali," kata dia.<br /><br />Salah seorang pengusaha tambang batu bara setempat, Nadalsyah mengakui saat ini harga batu bara mengalami penurunan sehingga berdampak pada aktivitas perusahaan yang mempekerjakan ratusan karyawan.<br /><br />"Untuk mengurangi dampak turunnya harga batu bara itu, perusahaan kami untuk sementara mengurangi produksi, sambil menunggu harga normal kembali," kata pemilik perusahaan tambang batu bara yang tergabung dalam grup Mitra Barito ini. <strong>(phs/Ant)</strong></p>