Harga Gas Bersubsidi Di Pontianak Rp18 Ribu/Tabung

oleh
oleh

Harga gas elpiji bersubsidi ukuran tabung tiga kilogram di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Senin, tembus seharga Rp18 ribu/tabung dari harga normal di kota itu biasanya seharga Rp15 ribu/tabung. <p style="text-align: justify;">"Saya kaget saat membeli gas tabung kilogram yang mencapai Rp18 ribu/tabung, padahal harga normalnya Rp15 ribu/tabung," kata Fina seorang ibu rumah tangga di Kelurahan Siantan Hulu, Kecamatan Pontianak Utara.<br /><br />Fina tidak mengetahui secara pasti apa penyebab kenaikan gas bersubsidi tersebut, sehingga sangat memberatkan dirinya dan ibu rumah tangga lainnya.<br /><br />"Katanya gas tiga kilogram bersubsidi, tetapi kenapa harganya hingga melambung tinggi sampai Rp18 ribu/tabung," ungkapnya.<br /><br />Ibu empat anak tersebut berharap, harga gas bersubsidi kembali normal seperti biasanya, yakni Rp15 ribu/tabung agar tidak memberatkan masyarakat tidak mampu seperti dirinya.<br /><br />Acung salah seorang pedagang berbagai kebutuhan pokok di Siantan Hulu menyatakan, kenaikan harga gas bersubsidi tersebut sudah berlangsung seminggu ini.<br /><br />"Saya tidak mengetahui secara pasti apa penyebab kenaikan gas tabung tiga kilogram itu. Harga beli kami di agen naik, sehingga kami menjualnya juga ikut naik," ujar Acung.<br /><br />Sementara itu, Kepala Kepolisian Daerah Kalbar Brigjen (Pol) Tugas Dwi Apriyanto menyatakan, dirinya sudah mendapat pesan singkat melalui telepon genggamnya terkait keluhan-keluhan warga atas kenaikan harga gas bersubsidi.<br /><br />"Atas laporan tersebut, saya sudah perintahkan Polres-polres untuk menyelidiki kenapa harga gas ukuran tiga kilogram sampai naik jauh diatas atau melebihi harga eceran tertingi (HET) Rp12.750/tabung" ujar Tugas.<br /><br />Sebelumnya, Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik��(Puskepi) Sofyano Zakaria menyatakan, kenaikan harga gas bersubsidi di sejumlah daerah Provinsi Kalbar, dipicu�pembelian gas ukuran tiga kilogram diluar kebiasaan.<br /><br />"Setelah saya turun untuk memantau harga gas bersubsidi ke beberapa daerah di sepanjang pantai utara Kalbar, kenaikan�gas tersebut disebabkan pembelian diluar kebiasaan atau masyarakat ‘panic buying’ (pembelian akibat panik)," katanya.<br /><br />Ia menjelaskan, sudah menjadi hukum ekonomi, kalau permintaan meningkat sementara stok berkurang, maka bisa memicu kenaikan harga.<br /><br />"Kenaikan harga gas bersubsidi hanya dibeberapa daerah saja, yang disebabkan ‘panic buying’, padahal kuota gas bersubsidi menurut Pertamina cukup dan kelebihan pasokan dari tahun sebelumnya," ungkap Sofyano.<br /><br />Sofyano mengimbau, kepada masyarakat yang menggunakan gas bersubsidi untuk menggunakan bahan bakar gas seperlunya dan tidak membeli dalam jumlah banyak agar tidak mempengaruhi stok di pasaran sehingga harga gas tetap stabil. <strong>(das/ant)</strong></p>