Harga Minyak Tanah Di Pedalaman Barut Rp10.000

oleh
oleh

Harga bahan bakar minyak terutama minyak tanah di sejumlah kecamatan di Kabupaten Barito Utara (Barut), Kalimantan Tengah dalam sebulan terakhir mengalami kenaikan antara Rp8.000 sampai Rp10.000 per liter sebelumnya hanya berkisar Rp6.000 – Rp7.000 per liter. <p style="text-align: justify;">"Saat ini warga mengeluhkan harga minyak tersebut selain sulit dicari ditambah harganya naik," kata seorang warga Kelurahan Tumpung Laung Kecamatan Montallat,Asari, di Muara Teweh, Selasa.<br /><br />Menurut Asari, tingginya harga minyak tanah ini melebihi harga eceran tertinggi (HET) masing-masing kecamatan yang di tetapkan pemerintah Kabupaten Barito Utara.<br /><br />Selain di kecamatan, kata dia, harga minyak tanah di Muara Teweh yang dijual pedagang eceran juga relatif tinggi berkisar Rp6.000 – Rp6.500 per liter.<br /><br />"Kami minta pemerintah segera turun tangan atas tingginya harga minyak tanah ini, karena BBM jenis tersebut masih kebutuhan utama warga," katanya.<br /><br />Ketua Komisi C DPRD Barito Utara, Purman Jaya mengakui tingginya harga minyak tanah tersebut dikeluhkan masyarakat hampir semua desa di enam kecamatan di kabupaten Barito Utara.<br /><br />Selain mahal, kata dia, pasokan BBM minyak tanah juga bensin dan solar di pedalaman juga sangat terbatas sehingga menganggu aktivitas masyarakat.<br /><br />"Dalam waktu dekat kami menjadwalkan kunjungan kerja ke Pertamina di Balikpapan, Kalimantan Timur dan Banjarmasin, Kalimantan Selatan guna mencari tahu kouta BBM tiga jenis tersebut," kata Purman yang juga anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Barito Utara ini.<br /><br />Selain itu, pihaknya juga mengagendakan pertemuan dengan dinas terkait guna mencari solusi krisis BBM yang terjadi di kabupaten yang kaya akan sumber daya alam berupa tambang batubara, kayu dan perkebunan ini.<br /><br />Kepala Bidang Energi pada Dinas Pertambangan dan Energi Barito Utara, Sarwo Mulyo mengatakan saat ini pihaknya masih memberlakukan HET BBM terutama jenis minyak tanah tahun 2009.<br /><br />HET minyak tanah untuk Kecamatan Teweh Tengah ditetapkan Rp4.250 per liter, Lahei Rp4.400/liter, Gunung Timang Rp4.400/liter, Montallat Rp4.600/liter, Teweh Timur Rp4.800/liter dan Gunung Purei Rp5.000/liter.<br /><br />"Kami akan merevisi HET tersebut guna menyesuaikan perkembangan harga dan tingkat kesulitan transportasi saat ini," katanya.<br /><br />Sarwo mengatakan, tingginya harga minyak tanah terutama di pedalaman itu karena mahalnya ongkos angkut, karena subsidi yang diberikan pemerintah hanya sampai tingkat pangkalan dan agen.<br /><br />Selain itu kebutuhan minyak tanah bagi masyarakat terus meningkat, sedangkan kouta untuk daerah ini terbatas hanya sekitar 20.000 liter per hari, terbatasnya pasokna ini seiring rencana pemerintah menggunakan konversi gas elpiji 3 kilogram.<br /><br />"Saat ini kita belum siap dengan program menggunakan elpiji itu, sehingga sosialisasi konversi gas kepada masyarakat belum berani dilakukan," katanya. <strong>(das/ant)</strong></p>