Harga TBS Sawit Capai Tingkat Tertinggi

oleh
oleh

Akhir 2010 hingga awal tahun 2011 harga tandon buah segar kelapa sawit di Kalimantan Selatan mencapai tingkat harga tertinggi yaitu Rp1.752 per kilogram dari sebelumnya Rp1.283 per kilogram. <p style="text-align: justify;">Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perkebunan Kalsel Haryono usai acara "minum kopi " dengan seluruh kepala dinas dan instansi terkait di Aula Abdi Persada Banjarmasin, Kamis (06/01/2011). <br /><br />"Harga TBS sebesar Rp1.752 per kilogram merupakan harga yang cukup bagus untuk mendongkrak kesejahteraan petani," kata Haryono . <br /><br />Sayangnya, kata dia, kenaikan harga TBS tersebut kurang bisa dinikmati oleh petani perkebunan sawit, karena infrastruktur yang kurang memadai. <br /><br />Haryono mengatakan kendati produksi sawit mengalami peningkatan sekitar 10 persen dibanding 2009 sebesar 500 ribu ton, cuaca ekstrem menyebabkan infrastruktur jalan menjadi rusak. <br /><br />"Banyak sawit yang telah dipanen tidak bisa diangkut karena jalan rusak dan becek akibat terendam banjir," katanya. <br /><br />Kondisi tersebut, kata Haryono , membuat distribusi TBS dari kebun ke pengolahan atau ke pabrik menjadi terlambat atau terkendala. <br /><br />Padahal kata dia, daya tahan TBS hanya 24 jam, sehingga jika lebih dari waktu tersebut, maka kualitasnya menjadi turun sehingga harganya pun menjadi anjlok. <br /><br />Rusaknya jalur transportasi perkebunan tersebut, tambah Haryono membuat penerimaan sumbangan pihak ketiga (SP3) turun dibanding 2009. <br /><br />Pada 2010 SP3 dari sawit mencapai Rp800 juta atau turun dibanding 2009 sebanyak Rp1 miliar. <br /><br />"Khusus 2009 merupakan gabungan dari sisa tagihan akhir 2008 yang belum tertagih," katanya. <br /><br />Diharapkan pada 2011, produksi akan mencapai 600 ribu ton dengan SP3 sebesar Rp900 juta. <br /><br />Sebelumnya, Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemprov Kalsel Gusti Yasni Iqbal mengatakan, dalam beberapa bulan terakhir harga CPO dalam negeri cukup bersaing yaitu sekitar 680 dolar AS per ton. <br /><br />Sedangkan harga ekspor atau harga di luar negeri hanya sekitar 725 dolar AS per ton, sehingga untuk menghemat biaya pengiriman, para eksportir memilih melempar hasil produksinya didalam negeri. <br /><br />Kondisi tersebut, kata dia, membuat pertumbuhan volume maupun nilai ekspor CPO Kalsel pada Januari-Juli 2010 melambat yaitu kenaikannya hanya sekitar 13 persen dibanding 2009 periode sama. <strong>(phs/Ant)</strong></p>