Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mendesak Komisi Pengawas Persaingan Usaha segera menuntaskan penyelidikan dugaan praktik kartel bawang di Indonesia yang menyebabkan melonjaknya harga bawang putih akhir-akhir ini. <p style="text-align: justify;">"KPPU sudah mengatakan tengah menyelidiki dan segera menuntaskan dugaan kartel bawang putih, jadi harus diselidiki dan dituntaskan," kata Hatta Rajasa di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (21/03/2013).<br /><br />Ia memberikan apresiasi kepada KPPU yang telah masuk ke ranah importir bawang karena praktik kartel dapat menyengsarakan rakyat.<br /><br />"Saya senang KPPU masuk ke wilayah itu, karena kami perlu governance yang tertib. Jangan main-main lah dengan persoalan kartel, sebab bisa menyengsarakan rakyat," ujarnya.<br /><br />Kartel, lanjutnya, hanya akan membuat kesewenang-wenangan importir dalam mengendalikan harga dengan tidak mengikuti azas pasokan dan permintaan.<br /><br />Terkait perusahaan yang terlibat dalam kartel bawang, ia meminta kepada KPPU agar dapat mengungkapkan secara gamblang identitas importir yang terlibat dalam praktik oligopoli ini ke depan publik.<br /><br />"Tunjuk hidung saja, jangan ragu-ragu sebut siapa yang melakukan kartel. Dan dalam hal ini, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian harus solid betul, supaya jangan ada importir abal-abal," kata dia.<br /><br />Apabila terbukti melakukan kartel, ia memastikan pemerintah untuk memberikan sanksi tegas kepada importir `nakal` tersebut.<br /><br />"Kalau memang betul terjadi kartel, harus diberikan sanksi. Karena produksi bawang putih Indonesia hanya 5 persen, jadi harus impor dan importirnya mesti kredibel," kata dia.<br /><br />Ia menambahkan saat ini harga bawang putih sudah menurun, sehingga dampak inflasi komoditas ini pada Maret bisa ditekan.<br /><br />"Inflasi bawang putih kemarin sebesar 0,12 persen, Maret harapannya akan turun jauh karena harga sudah sangat menurun. Harganya sudah sekitar Rp30 ribu-an. Mulai hari Senin kemarin sudah mulai dialirkan kontainer yang nyangkut di Tanjung Perak dan sekarang sudah masuk ke pasar," ujarnya. <strong>(phs/Ant)</strong></p>