Hutan Kalimantan Penyangga Paru-Paru Dunia

oleh
oleh

Sekretaris Daerah Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan Nasrun Syah mengatakan kawasan hutan di Pulau Kalimantan merupakan salah satu penyangga paru-paru dunia <p style="text-align: justify;">Sekretaris Daerah Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan Nasrun Syah mengatakan kawasan hutan di Pulau Kalimantan merupakan salah satu penyangga paru-paru dunia.<br /><br />"Hutan di Pulau Kalimantan termasuk di dalamnya hutan di Kabupaten Banjar adalah salah satu penyangga paru-paru dunia sehingga kelestariannya harus terus dijaga dan dipelihara," katanya di Martapura, Selasa.<br /><br />Hal itu juga disampaikannya di depan rombongan Observasi Lapangan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Kementerian Kehutanan di Kabupaten Banjar.<br /><br />Menurut Sekda, selain penyangga paru-paru dunia, hutan di Kalimantan juga memiliki peranan penting untuk menjaga keseimbangan alam sehingga daerah kepulauan yang membawahi empat provinsi itu terhindar dari bencana.<br /><br />Bencana tersebut di antaranya banjir akibat penebangan tanpa izin maupun aktivitas lain yang dapat merusak fungsi hutan. Namun berkat masih terpeliharanya kawasan hutan sehingga bencana alam itu bisa dihindari.<br /><br />"Menjaga dan memelihara kawasan hutan maupun kehidupan yang ada di dalamnya bukan hanya tugas pemerintah tetapi kewajiban setiap komponen masyarakat," katanya.<br /><br />Ia mengatakan, kawasan hutan di Kabupaten Banjar sangat luas bahkan lebih dari separuh luas keseluruhan wilayah kabupaten ini yang mencapai 471.097 hektare.<br /><br />Terkait kedatangan rombongan observasi lapangan Diklatpim Kementerian Kehutanan, ia mengharapkan dapat membawa manfaat bagi kedua belah pihak di samping menjadi bahan evaluasi apabila terdapat kekurangan.<br /><br />"Artinya di satu sisi membawa manfaat bagi peserta dan di sisi lain bisa menjadi bahan evaluasi bagi jajaran pemerintah daerah sehingga penanganan masalah kehutanan bisa lebih baik," katanya.<br /><br />Ketua Rombongan Observasi Lapangan Diklatpim Bambang Sukahar mengatakan, tujuan kedatangan peserta bukan untuk mengawasi kinerja pemerintahan tetapi memperdalam ilmu pemerintahan dan pelayanan publik.<br /><br />Peserta yang jumlahnya sebanyak 40 orang dan berasal dari berbagai wilayah di Indonesia siap belajar dan menggali ilmu pemerintahan dan pelayanan publik serta masalah kehutanan di kabupaten setempat.<br /><br />"Setiap peserta belajar dan berusaha menggali ilmu baik terkait pemerintahan maupun pelayanan publik dan secara khusus mendalami masalah kehutanan sesuai objek observasi," ujarnya.<br /><br />Ia mengatakan, observasi lapangan yang berlangsung selama satu minggu merupakan bagian integral program Diklatpim yang bertujuan menyinkronkan antara teori, pengalaman bekerja dan kenyataan di lapangan.(Eka/Ant)</p>