Ilmuwan IPB Kembangkan Sengon Tahan Hama

oleh
oleh

Ilmuwan dari Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor berhasil mengembangkan klon sengon yang tahan terhadap hama penggerek batang atau "Boktor". <p style="text-align: justify;">Juru bicara ilmuwan sekaligus peneliti hama hutan IPB Dr Noor Farikhah Haneda di Bogor, Jawa Barat, Jumat menjelaskan klon sengon tersebut berasal dari pohon sengon provenan Solomon dan provenan Kediri.</p> <p style="text-align: justify;">Tim peneliti yang melakukan riset dan menghasilkan sengon tahan hama itu terdiri atas Dr Ulfah Juniarti Siregar, ahli pemuliaan pohon), Dr Arum Sekar Wulandari, ahli kultur jaringan, serta Noor Farikhah sendiri.</p> <p style="text-align: justify;">Ia menjelaskan klon sengon tersebut dipastikan dapat lebih tahan terhadap serangan hama Boktor.</p> <p style="text-align: justify;">Inovasi tersebut, katanya, merupakan salah satu inovasi yang masuk dalam daftar Inovasi Indonesia Paling Prospektif versi "Bussiness Innovations Center" Kementerian Riset dan Teknologi pada 2012.</p> <p style="text-align: justify;">Hasil inovasi itu, katanya, juga telah mendapat tanggapan yang baik dari salah satu PT Perkebunan Nusantara di Jawa Timur, yakni diajak kerja sama dalam pengadaan bibit unggul klon sengon tersebut melalui kultur jaringan.</p> <p style="text-align: justify;">Ia mengatakan, dalam proses pengembangannya benih pohon unggulan dari provenan Kediri dan Solomon yang tahan terhadap serangan hama Boktor ini telah dibandingkan dengan pohon yang rentan, baik dari provenan yang sama maupun provenan di Indonesia lainnya.</p> <p style="text-align: justify;">Dikemukakannya bahwa melalui uji zat inhibitor (zat daya tahan alami suatu tanaman untuk melawan serangan hama), yaitu tripsin inhibitor (TI) dan alfa-amilase inhibitor (AI) pada kulit dan kayu sengon.</p> <p style="text-align: justify;">Perbedaan aktivitas inhibitor tersebut, katanya, sangat nyata antara pohon sengon tahan hama dengan pohon rentan.</p> <p style="text-align: justify;">Pohon yang tahan hama Boktor, katanya, mempunyai aktivitas TI dan AI lebih tinggi dibandingkan dengan pohon yang rentan.</p> <p style="text-align: justify;">Saat ini, kata dia, tim peneliti IPB ini telah mampu memperbanyak jumlah bibit yang dihasilkan melalui teknik kultur jaringan.</p> <p style="text-align: justify;">Menurut Noor Farikhah Haneda, para peneliti berharap adanya klon tanaman sengon secara kultur jaringan, yang tahan terhadap hama Boktor.</p> <p style="text-align: justify;">Selain itu, dapat membantu ketersediaan bibit sengon unggul, dan pengembangan hutan tanaman rakyat sengon yang sehat dan produktif.</p> <p style="text-align: justify;">Ia mengatakan, ketersediaan klon yang tahan terhadap serangan hama penggerek batang sangat diperlukan sebab tindakan pengendalian hama hutan yang konvensional terbukti tidak efektif.</p> <p style="text-align: justify;">Menurut dia, teknik kultur jaringan telah mampu memperbanyak jumlah bibit yang dihasilkan dari sedikit benih yang didapat dari sengon Solomon melalui induksi multiplikasi tunas, serta induksi perakaran dalam proses aklimatisasi, sehingga diperoleh bibit yang siap untuk dipindahkan ke "polybag".</p> <p style="text-align: justify;">Dikemukakannya bahwa saat ini IPB telah berhasil memproduksi tanaman sengon tersebut hingga 1.000 bibit per bulannya dengan nilai jual bibit unggul sekitar Rp3.500 hingga Rp4.500 per bibit.</p> <p style="text-align: justify;">Digemari petani hutan Ia mengatakan bahwa sengon merupakan pohon yang paling digemari oleh masyarakat petani hutan, terutama di wilayah pulau Jawa.</p> <p style="text-align: justify;">Selain mempunyai nilai ekonomi tinggi dan relatif stabil, kata dia, sengon dinilai mudah tumbuh dan tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk menanam sampai siap dipanen.</p> <p style="text-align: justify;">Saat ini nilai jual kayu sengon yang baik dari petani mencapai harga sekitar Rp300 ribu hingga Rp400 ribu per pohon.</p> <p style="text-align: justify;">Namun petani sengon seringkali terkendala oleh serangan hama Boktor.</p> <p style="text-align: justify;">Hama Boktor adalah hama yang paling penting merusak pohon sengon, karena hama ini hidup dengan menggerek batang sengon.</p> <p style="text-align: justify;">Umumnya serangan hama ini mulai terjadi pada pohon yang berumur tiga tahun atau lebih, yang diameternya telah mencapai 10 cm atau lebih.</p> <p style="text-align: justify;">Bagian pohon yang diserang kebanyakan berkisar pada ketinggian 0-5 meter, tetapi adakalanya mencapai 15 meter dari atas permukaan tanah.</p> <p style="text-align: justify;">Hama ini hidup dan berkembang biak dalam batang pohon sengon yang hidup, dan membuat rongga rongga (lubang-lubang) seperti saluran pipa di dalam batang.</p> <p style="text-align: justify;">Dengan demikian jika pohon sengon terserang hama ini, dapat dipastikan kayunya tidak akan laku dijual. <strong>(phs/Ant)</strong></p>