Inflasi Samarinda Masih Dalam Kondisi Normal

oleh
oleh

Inflasi di Samarinda, Kalimantan Timur, pada 2012 masih dalam kondisi normal, kata Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Kota Samarinda, Suko Sunawar. <p style="text-align: justify;">Suko Sunawar, Sabtu, mengatakan perkembangan inflasi di daerah itu telah dibahas pada rakornis Tim Pengendalian Inflasi Daerah Kota Samarinda ke-2 pada Kamis (9/8).<br /><br />"Kalaupun ada beberapa kenaikan harga pada sejumlah kelompok komoditi, namun inflasi dalam periode 2012 ini masih berada dalam kondisi normal. Kondisi itu sesuai data yang dipaparkan beberapa instansi seperti BPS, BI dan beberapa SKPD terkait lainnya pada rapat koordinasi teknis Tim Pengendalian Inflasi Daerah Kota Samarinda ke-2 yang berlangsung kemarin," ungkap Suko Sunawar.<br /><br />Berdasarkan data BPS, andil inflasi menurut kelompok komoditi pada Juli 2012 meliputi, 0,52 persen bahan makanan, 0,01 persen perumahan, 003 persen sandang, 0,00 persen pada sektor kesehatan, 0,05 persen bidang pendidikan dan olah raga serta 0,01 persen sektor transportasi dan komunikasi.<br /><br />Walaupun ada beberapa komoditi yang memang mengalami kenaikan harga namun kata Suko Sunawar tidak merata pada semua komoditas.<br /><br />"Walaupun ada sebagian jenis barang naik, tapi ada pula sebagian jenis barang yang mengalami penurunan," kata Suko Sunawar.<br /><br />Hal ini diperkuat lagi dengan adanya ketersediaan yang mencukupi dari sejumlah kebutuhan pangan mulai beras hingga kelompok produk peternakan seperti daging sapi maupun daging ayam.<br /><br />Sementara, arus kedatangan barang seiring dengan telah beroperasinya Pelabuhan Peti Kemas Palaran yang mengalami peningkatan hingga 29 persen untuk peti kemas dan 44 persen untuk kargo.<br /><br />Deputi PBI Ekonomi Moneter Bank Indonesia Samarinda, Teguh Setiadi, pada rakor itu menyampaikan, peningkatan inflasi volatile food terjadi cukup tinggi, khususnya pada kisaran Januari, Maret, dan Juli 2012.<br /><br />"Namun secara tahunan tren inflasi Samarinda mengalami penurunan sebesar 4,58 persen," ungkap Teguh Setiadi.<br /><br />Sebanyak 10 komoditi yang memiliki andil inflasi terbesar pada semester I tahun 2012 tersebut kata Teguh Setiadi meliputi komoditas beras, ikan segar dan bumbu-bumbuan termasuk sewa rumah.<br /><br />Inflasi ini lanjut dia disebabkan adanya indikator dari sisi permintaan, dimana konsumsi rumah tangga yang diperkirakan masih cukup tinggi seiring dengan optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi dan ketersediaan lapangan kerja. <strong>(phs/Ant)</strong></p>