Investor Segera Bangun Pabrik Karet Di Kotabaru

oleh
oleh

Satu investor dalam negeri segera membangun pabrik karet di Kotabaru, Kalimantan Selatan, ujar Bupati Kotabaru H Irhami Ridjani. <p style="text-align: justify;">"Kami sudah bernegosiasi dengan investor, mudah-mudahan pada Oktober mendatang mereka sudah mulai membangun industri karet di Kotabaru," kata Irhami setelah turun dari Bandara Gusti Syamsir Alam Stagen Kotabaru usai kunjungan di Jakarta, Kamis.<br /><br />Dengan industri karet tersebut, diharapkan petani di Kotabaru akan semakin bersemangat untuk berkebun karet dan ada jaminan harga karet untuk lebih baik dibandingkan dengan tidak adanya industri di daerah.<br /><br />Selain jaminan harga, industri karet di daerah juga akan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat di Kotabaru.<br /><br />"Keberadaan pabrik tersebut juga diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kotabaru, karena harga karet akan lebih baik," tuturnya.<br /><br />Sebelumnya, kalangan DPRD Kotabaru, mendesak pemerintah daerah setempat untuk segera membangun industri pengolahan karet agar petani terlindungi dari ketidakstabilan harga produksi.<br /><br />"Kini sudah ribuan kebun karet di Kotabaru dan siap produksi, namun kenyataannya hingga sekarang belum ada satupun pabrik pengolahannya," kata Ketua DPRD Kota Baru Alpidri Supiannor MAP.<br /><br />Alpidri menanggapi itu terkait dengan menyikapi semakin luasnya pembudidayaan perkebunan karet dan fluktuatifnya harga getah di daerah.<br /><br />Pabrik yang dimaksud adalah industri hilir atau ban yang menggunakan bahan baku getah atau industri setengah jadi.<br /><br />"Karena dengan tersedianya pabrik, maka setidaknya untuk penyediaan bahan baku akan menyerap karet hasil produksi petani lokal," tuturnya.<br /><br />Dampak yang lebih luas lagi dengan berdirinya pabrik pengolahan karet juga akan menghasilkan nilai tambah bagi petani lokal, terciptanya kesempatan kerja serta masuknya pendapatan asli daerah dari sektor pajak atau royalti.<br /><br />Menurut kader Golkar tersebut, keinginan berdirinya sebuah pabrik pengolahan tersebut sangat bersinergi dengan kebijakan pemerintah dalam beberapa tahun terakhir yang selalu mengalokasikan dana untuk bantuan pengadaan bibit karet kepada kelompok tani di daerah.<br /><br />Apabila program tersebut tidak diimbangi dengan keinginan untuk terbangunnya pabrik pengolahan, dikhawatirkan masyarakat akan berfikir bahwa program yang dilaksanakan pemerintah hanya setengah-setengah saja.<br /><br />"Belum sepenuhnya berpihak kepada masyarakat, dan pemerintah daerah masih belum peduli terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat kecil," tegasnya.<br /><br />Sementara itu, dalam kondisi normal harga karet mencapai Rp18 ribu perkilogram, namun dalam kondisi tertentu getah hasil karet petani lokal tersebut dihargai Rp2 ribu perkilogram. <strong>(phs/Ant)</strong></p>