IOM Lakukan Sosialisasi Penanggulangan Migrasi Di Ketungau Hulu

oleh
oleh

International Organization for Migration,untuk kedua kalinya menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi mengenai migran di kabupaten Sintang. Kali ini kegiatan langsung diarahkan ke masyarakat yang berada di kawasan perbatasan, yakni di Senaning, Kecamatan Ketungau Hulu, Kamis (16/12/2010). <p style="text-align: justify;">Kegiatan ini berlangsung di Aula Kantor camat Ketungau Hulu, yang di ikuti hampir 150 orang dari target 80 peserta.<br /><br />"Luar biasa animo peserta yang ikut, padahal kita hanya menargetkan sekitar 80 orang," kata Cyrilus Sungga, Manager IOM Pontianak kepada kalimantan-news.com.<br /><br />Sementara itu, Kepala Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat kabupaten Sintang, Drs.Hatta, M.Si yang mewakili Bupati Sintang untuk membuka kegiatan sosialisasi tersebut menyatakan apresiasi yang tinggi atas kegiatan yang dilakukan IOM yang langsung kepada masyarakat perbatasan.<br /><br />"Pemerintah daerah sangat merespon positif dengan langkah IOM perwakilan Pontianak ini, dengan mengarahkan kegiatan langsung kepada masyarakat perbatasan khususnya di Ketungau Hulu ini," kata Hatta sebelum membuka kegiatan.<br /><br />Pemerintah daerah, sambungnya, sangat berterima kasih dengan kegiatan IOM yang langsung memberikan gambaran kepada masyarakat perbatasan terkait dengan migrasi, pengertian dan langkah-langkahnya.<br /><br />"Meskipun kedatangan migrasi gelap belum diketemukan kasusnya di Sintang, namun masyarakat harus diberikan pengertian dan gambaran serta langkah penanganannya, sehingga tidak terjadi salah pengertian,"ungkapnya.<br /><br />Dari data yang didapatkan, lanjut Hatta, permasalahan yang harus  diwaspadai di Kalimantan Barat, khususnya kawasan perbatasan adalah perdagangan manusia, seperti TKI.<br /><br />"Saya contohkan, data hingga Juni 2010, jumlah korban perdagangan manusia dari Kalimantan Barat menduduki peringkat ke-2 setelah Jawa Barat," Kata Hatta.<br /><br />Ditambahkan, data tersebut menerangkan jika terdapat 721 kasus perdagangan manusia di Kalimantan Barat, sedangkan Jawa Barat di peringkat pertama dengan jumlah korban 862. <br /><br />"Artinya dengan kegiatan ini, kita berharap kasus perdagangan manusia di kalimantan Barat dapat di minimalisir bahkan diharapkan tidak ada sama sekali," tandasnya. <strong>(phs)</strong></p>