Jalan Nanga Pinoh-Ella Hilir Masih Hancur Lebur

oleh
oleh
Kerusakan jalan Nanga Pinoh-Ella Hiir yang semakin parah khususnya di jalur Semadin Lengkong. Kondisi ini membuat truk-truk terjebak dan menyulitkan warga melintasinya

MELAWI – Meskipun upaya penimbunan jalan Nanga Pinoh- Ella Hilir, namun kerusakan jalan masih tetap terjadi. Hal tersebut diakibatkan mobilisasi kendaraan bermuatan berat milik perusahaan dan masyarakat. Penimbunan jalan yang diawasi oleh Camat Ella Hilir, Syaripudin tersebut, dengan melibatkan sejumlah perusahaan yang menggunakan jalan itu, seakan tidak berarti.

“Perbaikan jalan yang melibatkan perusahaan dan pemerintah sudah berjalan sejak 15 Januari 2018. Perbaikan menggunakan alat berat yang disewa Dinas Pekerjaan Umum sejak 27 Januari lalu mulai dari arah Simpang Ella. Sementara perusahaan mengangkut material milik PT Erna serta membantu menyediakan alat berat,” katanya, kemarin.

Lebih lanjut Syarifudin mengatakan, padatnya aktivitas lalu lintas kendaraan baik milik masyarakat dan perusahaan ditambah dengan beban angkutan yang tidak sesuai dengan kondisi jalan membuat kerusakan jalan semakin bertambah parah.

“Ditambah dengan curah hujan yang tinggi dan belum optimalnya langkah perbaikan. Kami dari kecamatan meminta agar Pemkab Melawi bisa melakukan rapat koordinasi kembali dengan perusahaan untuk perbaikan bersama ruas Jalan Pinoh-Ella,” harapnya.

Perbaikan jalan ini sendiri dilakukan selama kurang lebih sepuluh hari dan berakhir pada 1 Februari lalu. Dipaparkan Syaripudin, saat ini perbaikan sudah dihentikan, hanya tinggal pengangkutan material batu dan tanah yang masih dilakukan PT Citra Mahkota. “Namun jalan ini sekarang rusak kembali. Dan kami juga menunggu instruksi bupati yang informasinya akan mengumpulkan instansi terkait serta pihak perusahaan untuk langkah selanjutnya,” katanya.

Menurut Syarifudin, persoalannya tak seluruh perusahaan memenuhi komitmen membantu perbaikan jalan tersebut. Alat berat yang disewa Dinas Pekerjaan Umum Melawi juga hanya bekerja selama enam hari.

Koordinator pelaksanaan pekerjaan di lapangan ditunjuk PT Citra Mahkota, dibantu oleh pihak kecamatan. PT CM mengeluarkan satu unit grader, satu unit excavator di lokasi material batu milik PT Erna serta empat unit dump truck. Perusahaan lain ada yang membantu truk, maupun excavator dan comvektor, tapi tak maksimal karena ada yang hanya bekerja selama dua hari atau beberapa hari.

Bupati Melawi Panji, beberapa waktu lalu sudah menyatakan akan memanggil pihak perusahaan terkait proses perbaikan Jalan Pinoh-Ella, khususnya sepanjang Simpang Tahlud hingga Semadin. “Perbaikan jalan Simpang Tahlud hingga Ella, perusahan harus ikut berpartisipasi bersama agar bisa bersama-sama menggunakan jalan tersebut,” ucap Panji.

“Untuk sumbangan perusahaan masing-masing apakah nantinya dalam bentuk alat berat seperti dump truk, grader. Atau mungkin menyumbang material seperti pasir dan batu atau bisa saja tenaga kerja,” timpalnya.

Diungkapkan Panji, dalam realisasi di lapangan, memang masih ada perusahaan yang belum melaksanakan tanggung jawab untuk ikut berpartisipasi sesuai dengan kesepakatan bersama. Karena itu, Pemkab akan memanggil perusahaan tersebut untuk membicarakan soal pembagian tugas, mempercepat proses perbaikan dan membagi beban kerja perbaikan jalan tersebut.

“Perusahaan yang telah bersepakat memperbaiki Jalan Pinoh-Ella agar dapat bersama-sama untuk memberikan perhatian serius dalam dukungan dalam mempercepat keruskan jalan,” katanya.

Sementara itu, Anggota DPRD melawi, Malin mengatakan, kerusakan jalan Nanga Pinoh-Ella, Melawi, diduga disebabkan oleh kendaraan yang bermuatan melebihi kemampuan jalan seperti truk pengangkutan crud palm oil (CPO) dan truk pengangkut tandan buah segar (TBS). Menurutnya, sejak beroperasi pabrik sawit PT Citra Mahkota di Desa Nanga Keruap, Kecamatan Ella Hilir, membuat kehancuran jalan Nanga Pinoh-Ella semakin parah.

“Saya tegaskan untuk diketahui rakyat Melawi, tingginya mobilitas transportasi pengangkutan CPO dan TBS PT Citra Mahkota menjadi salah satu pemicu kerusakan jalan semakin parah. Ada puluhan truk pengangkut CPO dan TBS melintasi jalan tersebut setiap hari,” ujar Malin.

Menurut Malin, sebelum beroperasi pabrik sawit PT Citra Mahkota, kondisi jalan tidak sehancur seperti sekarang. Dikatakan, tingginya tekanan truk pengangkut CPO dan TBS terhadap penggunaan jalan itu membuat kehancuran jalan cepat terjadi. Sementara perbaikan jalan sangat lambat dan tidak serius.

“Untuk mengatasi kerusakan jalan ini tidak semakin parah, Dia menghimbau kepada PT Citra Mahkota untuk menghentikan pengangkutan CPO dan TBS melewati jalan tersebut. Jangan memaksakan truk-truk pengangkut CPO dan TBS mereka. Yang membangun jalan itu adalah memakai uang Negara, bukan memakai uang milik perusahaan swasta,” pungkasnya. (Edi/KN)