Jelang Natal, Beberapa Harga Komoditi Naik

oleh
oleh

Menjelang perayaan natal dan tahun baru 2015, pihak Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Melawi, melakukan monitoring dan pengawasan pasar. <p style="text-align: justify;">Hasilnya masih banyak beberapa mini market yang memajang barang dagangannya yang sudah kedaluarsa.<br /><br />“Kita monitoring di sekitar wilayah pasar kota Nanga Pinoh. Hasilnya, masih ada kita temukan barang kedaluarsa yang dipasang di beberapa mini market,” ungkap Kasi Pengawasan dan Perlindungan Konsumen Bidang Perdagangan Diskoperindag Melawi, Sri Purnawati, di sela-sela melakukan monitoring, Senin (21/12).<br /><br />Lebih lanjut Sri mengatakan, barang yang ditemukan sudah kedalarsa diantaranya, Santan Kara, Biskuit, Margarin, Susu Kaleng. “Selain itu kami juga melakukan pengecekan produk yang dijual ber SNI wajib. Namun masih ada produk yang tidak ber SNI,” katanya.<br /><br />Sri mengatakan, pengusaha yang memajang barang dagangan kedaluarsa merupakan pengusaha yang kurang lesektif memantau barang dagangannya, atau karena kesadaran yang kurang. Bahkan disengaja, karena tidak mau rugi. <br /><br />“Jadi kita harapkan para pengusaha minimarket lebih selektif dalam memajang barangnya. Jangan sampai memajang barang yang sudah kedaluarsa, karena itu merugikan konsumen. Konsumen juga harus teliti berbelanja, jika membeli barang kedaluarsa, tukar saja. Konsumen ber hak untuk menuntuk ganti rugi,” paparnya.<br /><br />Terhadap beberapa komoditi yang ditemukan kedaluarsa di beberapa mini market, pihak Diskoperindag Melawi hanya memberikan peringatan dan meminta pihak pengusaha membuang barang yang kedaluarsa, serta tidak memajangnya lagi.<br /><br />Sementara terkait stok menjelang natal, Sri mengatakan, hasil pengecekan stok sembako khususnya dan komoditi lainnya tersedia aman. Namun terkait harga, ada beberapa komoditi yang meroket naik dari harga biasanya.<br /><br />“Komoditi yang naik itu yakni telur. Mengalami pelonjakan tinggi dari harga biasanya Rp. 1300 menjadi Rp. 1900 sampai Rp. 2000 per biji. Begitu juga dengan gula, kenaikan rata-rata mencapai Rp. 3000.  Kenaikan gula ini bukan karena stok kurang, namun karena distribusinya ke Nanga Pinoh ini yang sedikit,” ucapnya.<br /><br />Tidak hanya itu, pada komoditi Daging juga mengalami kenaikan yang sangat tinggi. Dari harga biasanya Rp. 35 ribu menjadi Rp. 50 ribu. Sementara daging sapi dari harga biasanya Rp. 130 ribu menjadi Rp. 150 ribu per kilogramnya.<br /><br />“Kenaikan itu rata-rata karena jumlah permintaan naik. Kenaikan ini juga biasanya berlansung hingga satu sampai dua minggu, pada saat menjelang hingga selesai perayaan Natal. Begitu juga menjelang hari besar lainnya,” paparnya. (KN)</p>