Kabut Asap di Sekadau Cukup Menghawatirkan

oleh
oleh

Kabut asap disertai cuaca panas di Sekadau sudah tahap menghawatirkan. Sejumlah warga baik usia anak-anak, remaja bahkan orang dewasa terserang penyakit filek, batuk dan radang tenggorokan, bahan bayak warga yang terserang Demam. <p style="text-align: justify;">Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sekadau, Wirdan Mahzumi dikonfirmasi mengatakan Dinkes Sekadau akan membagikan masker gratis kepada warga dikota Sekadau. Pihakn Dinkes lanjutnya, melibatkan PMR dan PMI bersama pemuda pemerhati kesehatan membagikan masker gratis itu.<br /> <br /> “Hari ini, Sabtu (8/2/2014) kita akan melaksanakan pembangian masker gratis untuk warga. Dinkes melibatkan adik-adik di PMR, PMI dan Pemuda pemerhati kesehatan,” kata Wirdan Sabtu (8/2/2014). <br /> <br />Untuk kegiatan pembangian masker kepada masyarakat, Wirdan mengatakan akan dilaksanakan di spot-spot tertentu seperti dijalur sutera jalan Merdeka Barat, Merdeka Timur, dan Merdeka selatan. Masker yang didistribusikan kepada warga secara cuma-cuma itu diutamakan untuk anak-anak sekolah.<br />  <br />Selain itu, Wirdan mengimbau warga supaya menggunakan masker saat keluar rumah. “Pakai masker saat mengendaraa kendaraan roda dua, dan kurangi aktivitas diluar rumah apabila tidak ada hal yang sangat penting,” imbau bapak berkacamata itu. <br /> <br />Sebagai informasi, sumber asap berasal dari kebakaran lahan yang melanda beberapa wilayah Kabupaten/Kota di Kalbar seperti Kubu Raya, Sanggau, Mempawah, Ketapang, Sintang dan Anjungan. <br /> <br />Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sekadau merujuk pada informas yang didapat dari Dinas Kehutanan Propinsi Kalbar merilis, titik api terbesar terdapat di Anjungan. Sementara, di wilayah Kabupaten Sekadau sendiri, berdasarkan pantauan satelit tidak ditemukan adanya titik api yang berpotensi menimbulkan kabut asap.<br /> <br />“Ini kabut kiriman dari daerah lain. Hasil pantauan satelit, di Sekadau tidak ditemukan adanya titik api,” jelas Kepala BPBD Kabupaten Sekadau melalui Kasi Kedaruratan dan Logistik, Edi Prasetyo. <br />Di Sekadau sendiri, saat ini belum ditemukan adanya aktivitas membakar lahan seperti yang umumnya dilakukan oleh petani tradisional saat membuka lahan untuk bertani. Biasanya, petani tradisional membakar ladang pada periode Agustus-September setiap tahunnya.<br /> <br />Meski kabut asap tak setebal di daerah Pontianak maupun daerah sumber lain, namun kabut asap dianggap cukup mengganggu kesehatan. “Kita tidak tahu pasti berbahaya atau tidak, kita tidak punya alatnya. Tapi, jika melihat dari kepekatan asap, sudah dapat mengganggu kesehatan, terutama pernafasan,” kata Edi. <strong>(Bgs/das)</strong></p>